Minggu, 25 September 2016

[INDEX] Daftar Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

1. 4 Pertanyaan Immanuel Kant
2. Apa Itu Filsafat?
3. Hijrah
4. Empat Hal yang Melahirkan Filsafat
5. Lunturnya Jiwa Pancasila 
6. Hubungan Filsafat dan Logika
7. Hubungan antara diri dengan orang lain
8.  Tentang Hati
9.  Mengenal Diri Manusia 
10.  Apakah hanya siku-siku, Teorema Pythagoras itu?
11. Dibalik Shalat Sunnah Fajar
12. FILSAFAT PENDIDIKAN
13. Filsafat dalam Arti Cinta Kebijaksanaan (Hikmah)
14.  Kebangkitan Nasional: Budi Utomo atau Sarekat Dagang Islam?
15. Menyelami Untirta Era Lama dan Era Baru
16. Tanggung Jawab Sosial Ilmuan
17. Moralitas sebagai Dasar Pijakan Manusia
18. Filsafat di Dunia Islam
19. Hakikat Fakta dan Kebenaran
20. Filsafat dalam Mencari Kebenaran
21. Siapa Generasi Muda itu?
22. Tentang Logika
23. Mencapai Hidup Yang Baik
24. IMAN DAN AKAL BUDI
25. Etika Pembebasan (Mati Raga Dan Bela Rasa)
26. Etika Kebahagiaan
27. Dasar Etika
28. Bertanggung Jawab Terhadap Etika Lingkungan
29.Bagaimana Cara Meneladani Akhlak Rasulullah saw dalam Konteks kekinian?
30.Membuat Belajar Matematika Menjadi Bergairah
31.Manfaat Matematika Dalam Kehidupan Sehari-hari
32.LANGKAH-LANGKAH MENJADI MUSLIM YANG INTELEK
33.Aplikasi dan implikasi Tauhid dalam Kehidupan
34.INTELEKTUAL DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
35.Dilema Eksistensi Manusia
36.Bagaimana jati diri manusia itu?
37.Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Baca Masyarakat Banten
38.Ketergantungan historis manusia
39.Kebudayaan dan Sejarah
40.Apa Yang Dipelajari Dalam Filsafat Kebudayaan ?
41. Yang “Ideal” dan Utopia dalam Republik Plato
42. Spekulasi dan Ananlisis dalam filsafat
43. Problem tentang “Keadilan” versi Plato
44. Perbedaan Antara Metode Sains Dan Metode Filsafat
45. Pemikiran Politik
46. Pemikiran Filsafat Politik Martin Luther
47. Masyarakat “Komunisme” yang Sama-Rata dan Sama-Rasa
48. Pembahasan tentang Pemikiran Politik Plato
49. Manusia
50. Kegunaan Logika
51. Kebenaran dan Kebatilan
52. “Keadilan” Menurut Plato
53. Jean Bodin dalam Pemikiran Filsafat Politiknya
54. Hal-Hal Yang Di Perhatikan Dalam Berpikir Logika.
55. Arti ‘Memahami’
56. Ini Kepribadianku (Identifikasi Kepribadianmu)
57. Tanggung Jawab dari nilai-nilai Pendidikan
58. Nilai-Nilai Pendidikan dalam Kurikulum Sekolah
59. Teknologi dalam Islam
60. Sebab Musabab Lahirnya ‘Ghazwul Fikri’
61. Sains dalam Islam
62. Sebuah Studi Kasus dalam Lingkungan Etika Liberal
63. Keragaman etika lingkungan
64. Pendidikan Etika Lingkungan Dan Harapan
65. Menurunnya etika dan moral di atas disebabkan oleh beberapa faktor
66. Langkah-Langkah Menjadi Muslim Yang Intelek
67. Etika Lingkungan Dalam Pengembangan Kebajikan
68. Kebajikan dan Psikologi Situasi
69. Mengakui Kompleksitas Lingkungan Etika
70. Etika Pengajaran Pemikiran
71. Kecewa adalah Tanda Cinta
72. Unsur Etika atau Moral Lingkungan
73. Islam Dalam Belenggu Krisis Intelektual Dan Westernisasi
74. Manipulasi dan Otonomi
75. Indoktrinasi
76. Etika Lingkungan dibandingkan dengan lingkungan lain
77. Gagasan Etika Lingkungan
78. Fenomena Sosial Media di Kalangan Anak Dakwah Kampus
79. Dasar Etika
80. Dampak Modernisasi Dan Globalisasi Terhadap Etika, Dan Moral Pelajar
81. Arti Sahabat Sejati
82. Apa Arti Teman dan Sahabat
83.Apa Itu Perasaan
84. Fakta-Fakta Tersembunyi Tentang Ayah
85. KEPRIBADIAN (PERSONALITY)
86. Empat Hal Yang Melahirkan Filsafat
87. Apa Kegunaan Filsafat?
88. Apa itu kemunduran dan Kegagalan??
89. Kesadaran dalam Situasi Batas dan Tindakan Batas
90. Konsep Diri
91. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
92. Matematika Sebagai Ratu dan Pelayan Ilmu
93. Menggabungkan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif
94. Produk Pemikiran Filsafat
95. Sifat Dasar Filsafat
96. Ternyata Kegagalan itu Baik loh, Kawan!!!
97. Filsafat Matematika
98. Strategi Pengembangan Diri
99. Perkembangan Sosio-emosional Remaja
100. Komponen Utama Kecerdasan Emosional
101. Ayo Kenali Dirimu


Hubungan antara diri dengan orang lain



Hubungan antara diri dengan orang lain

Karena sesungguhnya setiap diri berusaha untuk mewujudkan eksistensinya dan hal itu mengandung penggingkaran terhadap eksistensi orang lain. Sesungguhnya orang lain melihatku, lalu menjadikan aku sebagai objek baginya, demikianlah tumbuh kekhawatiran dan keresahan kepada diriku. Oleh karena itu, Sartre mengungkapakan ucapannya yang terkenal : orang lain adalah neraka, dan mengungkapkan mengenai kehadiran “ diri”. Dihadapan orang lain sebagai kejatuhan/keruntuhan karena diri menjadi berubah dihadapan orang lain dan menjadi murni objek yang mereka temukan serta berurusan dengannya, seperti ketika mereka berurusan dengan emtitas enderawi lainnya. Bahkan, cinta yang yang mengikatkan manusia pada emosi-emosiyang bersifat spiritual dipandang Sartre sebagai usaha murni yang untuk menguasai orang lain, bukan dengan anggapan sebagai objek-objek saja, termasuk juga dengan anggapan sebagai sebuah kemerdekaan juga, atau tegasnya dengan menundukkan mereka terhadap kehendak kita.
Disini kita melihat bahwa sartre menafikkan kemerdekaan orang-orang lain dihadapan diri kita, sementara di tempat lain ia meneguhkannya.

Apa itu Filsafat ??



Apa itu filsafat ??
A.         Dasar-Dasar Filsafat
Bidang telaah filsafat pada awalnya mempersoalkan siapa manusia itu? Kajian tarhadap persoalan ini berupaya untuk menulusuri hakikat manusia, sehingga muncul beberapa asumsi misalnya manusia adalah makhluk religius, makhluk sosial, makhluk yang berbudaya, dan ain sebagainya. Dari beberapa telaah yang dilakukan.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang otonom, berdiri pribadi yang tersusun atas kesatuan harmonik Jiwa Raga dan eksis sebagai individu bermasyarakat.
1.     Sebagai Makhluk Tuhan Yang Otonom
Makhluk Tuhan yang otonom yaitu makhluk / manusia yang bergantung terhadap sang Pencipta dengan otonom dan independensinya serta kreativitasnya demi mempertahankan hidupnya.
2.    Sebagai Makhluk Tuhan Yang Berjiwa Raga
Ø  Jiwa yang meraga, Jiwa yang menjadi satu dengan raga, yaitu jiwa yang maujud, tidak berbentuk dan tidak berbobot.
Ø  Unsur-unsur didalam jiwa yang dikenal
Sebagai “ Tri Potensi Jiwa ”, Yaitu :
-          Cipta                 Akal budi yang mempunyai potensi luar biasa
-          Rasa
-          Karsa

Ø  Raga yang menjiwa, raga yang menjadi satu dengan jiwa adalah suatu kecendrungan fenomena badan yang menjadi bersifat kejiwaan
3.    Sebagai Makhluk Individu Yang Bermasyarakat
4.    Manusia adalah makhluk individu yang memasyarakat dan sekaligus makhluk sosial yang mengindividu.

B.   Pengertian Filsafat
Menurut Ali Mudhofir dalam  Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (1996:17) mendefinisikan filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-nilainya. Sedangkan Anonim menyebutkan bahwa  Filsafat adalah refleksi kritis yang radikal. Refleksi adalah upaya memperoleh pengetahuan yang mendasar atau unsur-unsur yang hakiki atau inti. Filsafat termasuk ilmu pengetahuan yang paling luas cakupannnya, oleh karena itu titik tolak untuk memahami dan mengerti filsafat adalah meninjau dari segi etimologi. Filsafat berasal dari bahasa Yunani “Philosophia”Philos berarti teman, selanjutnya Sophos berarti bijaksana, sedangkan Sophia berarti kebijaksanaan. Maka secara etimologi (asal-usul kata) maka ada dua arti filsafat yang sedikit berbeda. Pertama, artinya mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana, dan yang kedua artinya teman bijaksanaan. Pengertian Filsafat adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dengan mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Dalam perkembangan lebih lanjut karena persoalan manusia makin kompleks, maka tidak semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan.
Bidang filsafat sangat luas dan mencakup secara keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya. Apabila ilmu pengetahuan mengumpulkan data empiris atau data fisik melalui observasi atau eksperimen, kemudian dianalisis agar dapat ditemukan hukum-hukumnya yang bersifat universal. Oleh filsafat hukum-hukum yang bersifat universal tersebut direfleksikan atau dipikir secara kritis dengan tujuan untuk mendapatkan unsur-unsur yang hakiki, sehingga dihasilkan pemahaman yang mendalam.
Beberapa definisi filsafat yang dikemukakan oleh para filsuf berikut ini, mungkin akan lebih membantu untuk menafsirkan dan menjelaskan mengapa filsafat pendidikan dipelajari:
1)      Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Definisi ini merupakan arti yang informal tentang filsafat. Filsafat dianggap sebagai sikap atau kepercayaan yang ia miliki.
2)      Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi. Pengertian filsafat ini merefleksikan bentuk atau tugas dari filsafat kritik, khususnya dalam mengkritisi keyakinan-keyakinan dalam kehidupan kita sehari-hari.
3)      Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. Inilah yang menjadi tugas dari filsafat spekulatif dalam usahanya mentransendensikan pengalaman-pengalaman dan ilmu pengetahuan dalam visi atau gambaran yang komprehensif.
4)      Filsafat adalah sebagai analisa logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan konsep. Pengertian ini termasuk dalam kategori kerja filsafat kritik sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa filsafat mempunyai tugas menganalisis konsep-konsep seperti substansi, gerak, waktu, dan sebagainya.
5)      Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsung yang mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. Pengertian ini pada prinsipnya berada dalam pemikiran para filsuf dalam rangka menjawab berbagai problematika kehidupan dan tentunya terus berlangsung tanpa mengenal titik lelah (Widodo, 2007: 9)

C. Cabang-Cabang Filsafat
1)      Ontologi
Ontologi atau sering juga disebut metafisika (meta = melampaui, fisik = dunia nyata/fisik) adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat segala sesuatu yang ada, atau membahas watak yang sangat mendasar (ultimate) dari benda atau realitas yang berada di belakang pengalaman yang langsung (immediate experience).
Ontology berbicara tentang segala hal yang ada, pertanyaan-pertanyaan yang akan dibongkarnya tidak terbatas, misalnya apakah hakikat ruang, waktu, gerak, materi, dan perubahan itu? Apakah yang merupakan asal mula jagad raya ini? Dan lain sebagainya. Kaitannya dengan pendidikan, ontologi ilmu pendidikan membahas tentang hakikat substansi dan pola organisasi Ilmu pendidikan
2)      Epistemologi
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal mula, susunan, metode-metode, dan sahnya pengetahuan. Pertanyaan yang mendasar adalah: Apakah mengetahui itu? Apakah yang merupakan asal mula pengetahuan kita? Bagaimana cara kita mengetahui bila kita mempunyai pengetahuan? Bagaimanakah cara kita memperoleh pengetahuan? Dan lain sebagainya. Dengan demikian, epistemologi membahas tentang hakikat objek formal dan material ilmu pendidikan
3)      Aksiologi
Aksiologi berbicara tentang nilai dan kegunaan dari segala sesuatu terkait dengan kaidah moral pengembangan penggunaan ilmu pengetahuan yang diperoleh. Aksiologi ilmu pendidikan, membahas tentang hakikat nilai kegunaan teoretis dan praktis ilmu pendidikan
4)      Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat diambil kesimpulan yang benar. Dengan kata lain logika adalah pengkajian yang sistematis tentang aturan-aturan untuk menguatkan premis-premis atau sebab-sebab mengenai konklusi aturan-aturan itu, sehingga dapat kita pakai untuk membedakan argument yang baik dan yang tidak baik.
Logika dibagi dalam dua cabang utama, yaitu logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif berusaha menemukan aturan-aturan yang dapat dipergunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan yang bersifat keharusan dari satu premis tertentu atau lebih, sedangkan logika induktif mencoba menarik kesimpulan tidak dari susunan proposisi-proposisi melainkan dari sifat-sifat seperangkat bahan yang diamati. Logika ini mencoba untuk bergerak dari suatu perangkat fakta yang diamati secara khusus menuju kepada pernyataan yang bersifat umum mengenai semua fakta yang bercorak demikian, atau bergerak dari suatu perangkat akibat tertentu menuju kepada sebab atau sebab-sebab dari akibat-akibat tersebut.




D.     FILSAFAT ADALAH BERFIKIR ILMIAH
Berfikir ilmiah itu mengandung khasiat-khasiat tertentu, yaitu mengabstrahir pokok persoalan, bertanya terus sampai batas terahir yang beralasan dan berelasi (system).
  1. Mengabstrahir pokok persoalan
Mengabstrahir adalah membuang sifat-sifat yang nampak satu persatu, sehingga tinggallah suatu gambaran yang bersifat universal.  
  1. Bertanya terus menerus sampai batas terakhir
Ø  Yang dimaksud bertanya terus menerus adalah bukan sekedar bertanya tanpa arah, melainkan kontinuitas pertanyaan yang betul-betul terarah kepada keselesaian akan obyek yang sedang dipikirkan.
Ø  Pertanyaan itu berjumlah empat, berturut – turut adalah :
1.   Pertanyaan, Bagaimana :
v Sifat adalah suatu hal yang tidak berdiri sendiri, akan tetapi adanya itu terletak pada barang yang lain dan menjadi satu dengan barang yang lain itu.
v Macam – macam sifat :
1.   Sifat Lahir adalah sifat yang berasal dari luar
2.  Sifat bathin adalah sifat bawaan
3.  Sifat wujud adalah bentuk dan susunan dari barang tersebut
4.  Sifat kekuatan adalah tenaga atau gaya yang ada pada barang tersebut.
v Sifat keadaan adalah sifat-sifat yang telah menjadi sifat dari hal atau barang itu.
2.  Pertanyaan, Mengapa :
v Pertanyaan tentang sebab musabab dari hal atau sesuatu (obyek), yang disebut juga sebagai pengetahuan kausal.
v Sebab musabab (causal) adalah hal yang menyebabkan adanya obyek secara mutlak.
v Sebab adalah suatu hal yang mempengaruhi perubahan dalam arti yang luas terhadap suatu hal.
v Ada 4 sebab musabab ( Causa ), yakni :
1.   Causa Materialis adalah sebab yang berupa bahan.
2.  Causa Formalis adalah sebab yang berupa bentuk
3.  Causa Finalis adalah sebab yang berupa tujuan
4.  Causa Efisien adalah sebab yang berupa karya
3.  Pertanyaan, Ke mana :
Pertanyaan yang berkaitan dengan norma-norma.
4.  Pertanyaan, apa :
v Hakikat adalah unsur-unsur yang bersama-sama menyusun segala sesuatu yang terpisah dari hal-hal lain yang membuatnya menjadi satu kesatuan yaitu sebagai diri.
v Hakikat pribadi adalah unsur-unsur yang tetap, tidak berubah dan yang menyebabkan hal yang bersangkutan itu tetap merupakan diri pribadinya.
v Hakikat jenis adalah unsur-unsur yang bersama-sama dalam satu kesatuan membentuk sesuatu yang berjenis tunggal. 
  1. Beralasan
v  Berfikir ilmiah haruslah beralasan
v  Tujuan berfikir ilmiah adalah untuk memperoleh keterangan sedalam-dalamnya dari satu obyek.
v  Obyek yang ditinjau dari sudut epistemology untuk memperoleh kebenaran, kalau dari sudut estetika untuk memperoleh keindahan, sedangkan dari sudt etika untuk memperoleh kebaikan.
  1. Harus sistematis
Berpikir ilmiah mengenai suatu hal perlu disusun sebagai suatu system yaitu bagian yang satu dengan bagian yang lain yang saling berhubungan dan semua bagian merupakan kesatuan serta kebulatan.
E.      Produk Pemikiran Filsafat

Berfikir filsafat timbul karena adanya sesuatu hal yang dipikirkan atau pertanyakan terhadap sesuatu hal atau objek, bahkan bisa saja karena adanya keheran terhadap objek di sekeliling kita. Dari hal-hal tersebut maka seseorang akan mencari jawaban dari pertanyaan atau rasa keheran secara mendalam sampai hal tersebut terjawab sesuai dengan kepuasan yang diinginkan, didalam menjawab pertanyaan tersebut dibutuhkan suatu pola berpikir agar pertanyaan tersebut terjawab dan hasil jawaban itu dapat dipertanggungjawabkan, seperti halnya di atas pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak akan terjawab jikalau tidak ada pemikiran/berpikir serta pengetahuan yang ilmiah dalam menjawab sehingga dibutuhkan suatu ilmu dalam menjawab sehingga dapat dikatakan bahwasanya produk dari pemikiran filsafat adalah ilmu serta ilmu tersebut akan muncul cabang-cabang ilmu yang lain yang mebidangi dari setiap permasalahan yang dikaji.
Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :
1)    Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika
2)    Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.
3)    Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.
Beberapa ajaran filsafat yang  telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:
1)      Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
2)      Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif.
3)      Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi.
4)      Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada  kemampuan manusia



Referensi:
 Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM.(1996). Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
http://www.scribd.com/doc/5033680/15/Cabang-Cabang-Filsafat