Minggu, 30 Oktober 2016

Hakikat Fakta dan Kebenaran

Hakikat Fakta dan Kebenaran
Hakikat adalah realitas (real), artinya kenyataan yang sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya dari sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan yang menipu dan bukan keadaan yang berubah.
Misalnya, kepercayaan seorang muslim pada al-Quran dalam menjawab masalah-masalah asasi tentang hakikat Tuhan, hakikat alam semesta, dan hakikat manusia. Kepercayaan tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa al-Quran adalah sumber kebenaran. Keterangan bahwa al-Quran sebagai sumber kebenaran dijelaskan sendiri dalam beberapa ayatnya, antara lain seperti di dalam QS An-Nissa (4):105.
Kebenaran yang terdapat dalam Al-Quran terjamin dari kesalahan dan kekeliruan, kebenarannya bersifat mutlak. Sebagaimana dalam QS. Fussilat (41): 41-42. Didalam buku filsafat islam dinyatakan bahwa kebenaran Tuhan dalam Al-Quran semua seginya terpelihara, tak seorangpun yang dapat menyerangnya atau mengkritik baik dari depan maupun dari samping, baik secara terbuka atau tersembunyi. Atau dengan cara apapun.
Dengan keyakinan bahwa Al-Quran sebagai sumber kebenaran bersifat mutlak, menjamin bagi setiap muslin dari kemungkinan salah dan keliru di dalam memecahkan  segala problema kehidupan, bila ia konsisten terhadapnya maka Al-Quran mempunyai otoritas yang begitu tinggi di kalangan kaum muuslim.
Al-Quran sebagai landasan pemikran para filsuf islam cara mengungkapkannya sesuai engan kenyataan, sebagai contoh adalah bahwa penemuan hakikat yang mutlak diarahkan pengamatan terhadap alam (matahari, bulan, siang dan malam, dll). Kewajiban seseorang atas peristiwa tersebut adalah merenungkan tanda-tandanya dan jangan melewati mereka seolah-olah ia peka dan buta. Karena siapa saja yang tidak melihat tanda-tanda ini dalam kehidupan akan tetaplah buta terhadap kebenaran.
 Thomas Aquinas berusaha menyusun argumen logis untuk membuktikan adanya Tuhan. Ia berhasil menyusun lima argumen tentang adanya Tuhan. Pertama, argumen gerak alam ini selalu bergerak, gerak itu tidak mungkin berasal dari alam itu sendiri. Gerak itu menunjukan adanya penggerak. Tuhan adalah penggerak pertama. Kedua, argumen kausalitas tidak ada sesuatu yang mempunyai penyebab pada dirinya sendiri sebab itu harus diluar dirinya sendiri. Penyebab pertama adalah Tuhan yang tidak memerlukan penyebab lain. Ketiga, argumen kemungkinan. Adanya alam ini bersifat mungkin ada dan mungkin tidak ada, alam ini dimulai tidak ada, lalu muncul atau ada kemudian berkembang. Keempat, argumen tingkatan. Isi alam ini ternyata bertingkat-tingkat ada yang dihormati, lebih dihormati, terhormat. Ada indah, lebih indah, sangat indah. Api yang mempunyai panas yang tinggi menjadi penyebab panas yang rendah di bawahnya. Kelima, argumen teologis. Ini adalah argumen tujuan. Alam ini bergerak menuju sesuatu padahal mereka tidak tahu tujuan itu. Ada sesuatu yang mengatur alam menuju tujuan alam. Itu adalah Tuhan.
Masalah teologis adalah pembuktian adanya Tuhan melalui ciptaanya. Misalnya dikatakan tidak mungkin sesuatu itu ada tanpa ada yang mengadakan, seperti tidak ada sebuah meja kecuali tukang yang membuatnya, dengan demikian adanya alam menunjukkan adanya sang pencipta karena alam tidak mungkin ada tanpa ada yang menciptakan.
Fakta yang menunjukkan suka atau tidak suka kita harus menerima kenyataan bahwa kita sebagai manusia biasa,  oleh karena itu, banyak fakta-fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya melalui Al-Quran ataupun lainnya, baik berkaitan dengan teologi, agama, alam beserta isinya, maupun manusia dan lain-lain.
Adapun fakta adalah kenyataan konkret yang dapat ditangkap panca indera dan dapat diketahui kebenarannya. Sedangkan kebenaran menurut Bertrand Russel adalah suatu sifat dari kepercayaan yang diturunkan dari kalimat yang menyatakan kepercayaan tersebut. Kebenaran merupakan suatu hubungan tertentu antara suatu kepercayaan dengan suatu fakta diluar kepercayaan. Hakikat fakta dan kebenaran, dalam menjawab masalah-masalah asasi tentang hakikat Tuhan, hakikat alam semesta, dan hakikat manusia, didasarkan pada keyakinan bahwa Al-Quran adalah sumber kebenaran. Kebenaran dalam Al-Quran terjamin dari kesalahan dan kekeliruan kebenarannya bersifat murni dan mutlak.   


1 komentar: