Hakikat
Fakta dan Kebenaran
Hakikat adalah realitas (real), artinya
kenyataan yang sebenarnya. Jadi hakikat adalah kenyataan yang sebenarnya dari
sesuatu, bukan keadaan sementara atau keadaan yang menipu dan bukan keadaan
yang berubah.
Misalnya, kepercayaan seorang muslim
pada al-Quran dalam menjawab masalah-masalah asasi tentang hakikat Tuhan,
hakikat alam semesta, dan hakikat manusia. Kepercayaan tersebut didasarkan pada
keyakinan bahwa al-Quran adalah sumber kebenaran. Keterangan bahwa al-Quran
sebagai sumber kebenaran dijelaskan sendiri dalam beberapa ayatnya, antara lain
seperti di dalam QS An-Nissa (4):105.
Kebenaran yang terdapat dalam Al-Quran
terjamin dari kesalahan dan kekeliruan, kebenarannya bersifat mutlak.
Sebagaimana dalam QS. Fussilat (41): 41-42. Didalam buku filsafat islam
dinyatakan bahwa kebenaran Tuhan dalam Al-Quran semua seginya terpelihara, tak
seorangpun yang dapat menyerangnya atau mengkritik baik dari depan maupun dari
samping, baik secara terbuka atau tersembunyi. Atau dengan cara apapun.
Dengan keyakinan bahwa Al-Quran sebagai
sumber kebenaran bersifat mutlak, menjamin bagi setiap muslin dari kemungkinan
salah dan keliru di dalam memecahkan
segala problema kehidupan, bila ia konsisten terhadapnya maka Al-Quran
mempunyai otoritas yang begitu tinggi di kalangan kaum muuslim.
Al-Quran sebagai landasan pemikran para
filsuf islam cara mengungkapkannya sesuai engan kenyataan, sebagai contoh
adalah bahwa penemuan hakikat yang mutlak diarahkan pengamatan terhadap alam
(matahari, bulan, siang dan malam, dll). Kewajiban seseorang atas peristiwa
tersebut adalah merenungkan tanda-tandanya dan jangan melewati mereka
seolah-olah ia peka dan buta. Karena siapa saja yang tidak melihat tanda-tanda
ini dalam kehidupan akan tetaplah buta terhadap kebenaran.
Thomas Aquinas berusaha menyusun argumen logis
untuk membuktikan adanya Tuhan. Ia berhasil menyusun lima argumen tentang
adanya Tuhan. Pertama, argumen gerak alam ini selalu bergerak, gerak itu tidak
mungkin berasal dari alam itu sendiri. Gerak itu menunjukan adanya penggerak.
Tuhan adalah penggerak pertama. Kedua, argumen kausalitas tidak ada sesuatu
yang mempunyai penyebab pada dirinya sendiri sebab itu harus diluar dirinya
sendiri. Penyebab pertama adalah Tuhan yang tidak memerlukan penyebab lain.
Ketiga, argumen kemungkinan. Adanya alam ini bersifat mungkin ada dan mungkin
tidak ada, alam ini dimulai tidak ada, lalu muncul atau ada kemudian
berkembang. Keempat, argumen tingkatan. Isi alam ini ternyata
bertingkat-tingkat ada yang dihormati, lebih dihormati, terhormat. Ada indah,
lebih indah, sangat indah. Api yang mempunyai panas yang tinggi menjadi
penyebab panas yang rendah di bawahnya. Kelima, argumen teologis. Ini adalah
argumen tujuan. Alam ini bergerak menuju sesuatu padahal mereka tidak tahu
tujuan itu. Ada sesuatu yang mengatur alam menuju tujuan alam. Itu adalah
Tuhan.
Masalah teologis adalah pembuktian
adanya Tuhan melalui ciptaanya. Misalnya dikatakan tidak mungkin sesuatu itu
ada tanpa ada yang mengadakan, seperti tidak ada sebuah meja kecuali tukang
yang membuatnya, dengan demikian adanya alam menunjukkan adanya sang pencipta
karena alam tidak mungkin ada tanpa ada yang menciptakan.
Fakta yang menunjukkan suka atau tidak
suka kita harus menerima kenyataan bahwa kita sebagai manusia biasa, oleh karena itu, banyak fakta-fakta yang
dapat dibuktikan kebenarannya melalui Al-Quran ataupun lainnya, baik berkaitan
dengan teologi, agama, alam beserta isinya, maupun manusia dan lain-lain.
Adapun fakta adalah kenyataan konkret
yang dapat ditangkap panca indera dan dapat diketahui kebenarannya. Sedangkan
kebenaran menurut Bertrand Russel adalah suatu sifat dari kepercayaan yang
diturunkan dari kalimat yang menyatakan kepercayaan tersebut. Kebenaran
merupakan suatu hubungan tertentu antara suatu kepercayaan dengan suatu fakta
diluar kepercayaan. Hakikat fakta dan kebenaran, dalam menjawab masalah-masalah
asasi tentang hakikat Tuhan, hakikat alam semesta, dan hakikat manusia,
didasarkan pada keyakinan bahwa Al-Quran adalah sumber kebenaran. Kebenaran
dalam Al-Quran terjamin dari kesalahan dan kekeliruan kebenarannya bersifat
murni dan mutlak.
thanks, sangat bermanfaat
BalasHapus