IMAN DAN AKAL BUDI
Menurut Thomas,
iman dan akal budi tidak mungkin bertentangan karena keduanya berasal dari
Allah. Maka, baik teologi maupun filsafat pada akhirnya akan sampai pada
kebenaran hakiki yang sama. Hanya saja keduanya memakai metode yang berlainan.
Filsafat memulai penyelidikannya dari benda-benda ciptaan (dalam kawasan yang
alamiah), dan dari stu mencapai Allah. Adapun Teologi, justru sudah menerima
akan adanya Tuhan sebagai asal dan fundamen untuk penyelidikannya atas
neda-benda alamiah. Maka, Teologi memerlukan Wahyu Allah. Wahyu diterima
kebenarannya oleh sang teolog dalam iman. Dengan beriman, ia dapat mencapai
pengetahuan adikodrati yang disampaikan wahyu kepadanya (misanlnya pengetahuan
tentang misteri trinitas, inkranasi, sakramen). Semua pengetahuan ini memang
berada di luar batas-batas akal budi (maka tidak semata-mata bersifat
rasional), namun sama sekali tidak boleh dikatakan bahwa pengetahuan itu
bersifat irasional atau bertentangan dengan prinsip-prinsip akal budi,
melainkan jauh melampaui dan mengatasinya. Dengan kata lain, semua pengetahuan
yang berasal dari wahyu bersifat metarasional (meta, Yunani: sesudah, di atas). Namun, meskipun akal budi tidak
dapat menguak dan menyibak misteri, ia dapat membantu mertakan jalan menuju
misteri; dan dengan demikian, dapat membantu orang beriman untuk secara lebih
tepat memahami dan membela kebenaran imannya dengan penuh rasa tanggung jawab.
Hanya dalam konteks pembicaraan ini, perketaan legendaris berikut mendapatkan
maknanya: “Filsafat adalah hamba teologi”. Dan karena wahyu ilahi menyampaikan kebenaran-kebenaran
yang diperlukan manusia demi menyelamatkan jiwanya, tetap tersedia ruang bagi
suatu penyeledikan tersendiri atas benda-benda alamiah (disekitar manusia) yang
belum atau mungkin sama sekali tidak dijelaskan oleh Wahyu. Dengan demikian,
Thomas menegaskan adanya otonomi filsafat atau ilmu pengetahuan.
Dari ajaran di
atas, orang dapat menemukan adanya dua macam pengetahuan yang tidak
bertentangan dan masing-masing berdiri sendiri: pengetahuan alamiah dan pengetahuan
iman. Pengetahuan alamiah adalah pengetahuan yang bersumber dari terang akal
budi dan mempunyai sasarannya pada hal-hal yang bersifat insani dan umum.
Adapun pengetahuan iman adalah pengetahuan yang berdasarkan wahyu adikodrati
dan sasarannya tertuju kepada hal-hal yang disampaikan Allah secara khusus
kepada manusia demi keselamatan abadinya melalui Kitab Suci, ajaran, dan
tradisi. Meskipun demekian, perlu dicamkan bahwa ada hal-hal yang termasuk
bidang filsafat ataupun teologi (misalnya pengetahuan tentang eksistensi Allah
dan jiwa manusia). Maka filsafat dan teologi seumpama dua buah lingkaran yang
pada bagian tepinya ada yang bertindihan sekalipun masing-masing berdiri
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar