Minggu, 20 November 2016

IMAN DAN AKAL BUDI

IMAN DAN AKAL BUDI
Menurut Thomas, iman dan akal budi tidak mungkin bertentangan karena keduanya berasal dari Allah. Maka, baik teologi maupun filsafat pada akhirnya akan sampai pada kebenaran hakiki yang sama. Hanya saja keduanya memakai metode yang berlainan. Filsafat memulai penyelidikannya dari benda-benda ciptaan (dalam kawasan yang alamiah), dan dari stu mencapai Allah. Adapun Teologi, justru sudah menerima akan adanya Tuhan sebagai asal dan fundamen untuk penyelidikannya atas neda-benda alamiah. Maka, Teologi memerlukan Wahyu Allah. Wahyu diterima kebenarannya oleh sang teolog dalam iman. Dengan beriman, ia dapat mencapai pengetahuan adikodrati yang disampaikan wahyu kepadanya (misanlnya pengetahuan tentang misteri trinitas, inkranasi, sakramen). Semua pengetahuan ini memang berada di luar batas-batas akal budi (maka tidak semata-mata bersifat rasional), namun sama sekali tidak boleh dikatakan bahwa pengetahuan itu bersifat irasional atau bertentangan dengan prinsip-prinsip akal budi, melainkan jauh melampaui dan mengatasinya. Dengan kata lain, semua pengetahuan yang berasal dari wahyu bersifat metarasional (meta, Yunani: sesudah, di atas). Namun, meskipun akal budi tidak dapat menguak dan menyibak misteri, ia dapat membantu mertakan jalan menuju misteri; dan dengan demikian, dapat membantu orang beriman untuk secara lebih tepat memahami dan membela kebenaran imannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Hanya dalam konteks pembicaraan ini, perketaan legendaris berikut mendapatkan maknanya: “Filsafat adalah hamba teologi”. Dan karena wahyu ilahi menyampaikan kebenaran-kebenaran yang diperlukan manusia demi menyelamatkan jiwanya, tetap tersedia ruang bagi suatu penyeledikan tersendiri atas benda-benda alamiah (disekitar manusia) yang belum atau mungkin sama sekali tidak dijelaskan oleh Wahyu. Dengan demikian, Thomas menegaskan adanya otonomi filsafat atau ilmu pengetahuan.

Dari ajaran di atas, orang dapat menemukan adanya dua macam pengetahuan yang tidak bertentangan dan masing-masing berdiri sendiri: pengetahuan alamiah dan pengetahuan iman. Pengetahuan alamiah adalah pengetahuan yang bersumber dari terang akal budi dan mempunyai sasarannya pada hal-hal yang bersifat insani dan umum. Adapun pengetahuan iman adalah pengetahuan yang berdasarkan wahyu adikodrati dan sasarannya tertuju kepada hal-hal yang disampaikan Allah secara khusus kepada manusia demi keselamatan abadinya melalui Kitab Suci, ajaran, dan tradisi. Meskipun demekian, perlu dicamkan bahwa ada hal-hal yang termasuk bidang filsafat ataupun teologi (misalnya pengetahuan tentang eksistensi Allah dan jiwa manusia). Maka filsafat dan teologi seumpama dua buah lingkaran yang pada bagian tepinya ada yang bertindihan sekalipun masing-masing berdiri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar