Tentang
Logika
Aristoteles
membedakan tiga macam ilmu pengetahuan, yakni (1) ilmu pengetahuan praktis
(ilmu etika dan politik); (2) ilmu pengetahuan produktif menyangkut pengetahuan
yang sanggup menghasilkan suatu karya atau produk jadi (teknik dan kesenian);
dan (3)ilmu pengtahuan teoritis (fisika, matematika, dan “filsafat pertama”
yang kemudian disebut dengan metafisika). Namun, di luar ketiga pengetahuan
ini, masih ada logika. Logika dimengerti sebagai kerangka atau peralatan teknis
(organon) yang diperlukan manusia agar penalarannya berjalan dengan tepat; dan
dengan demikian logika dapat diterapkan pada ketiga macam ilmu pengetahuan tadi
sebagai batu uji untuk mengetahui sahnya keilmiahan meraka. Selanjutnya dalam
perkembangan dunia ilmiah di Negara Barat, tidak dapat dibantah bahwa logika
merupakan salah satu sumbangan yang berarti.
Secara
sangat umum, ajaran Aristoteles tentang logika berhubungan dengan ajarannya
mengenai induksi, deduksi, dan silogisme. Induksi adalah metode penikiran yang
menghasilkan pengetahuan tentang yang umum dengan bertolak dari hal-hal khusus,
sedangkan deduksi adalah sebaliknya, yakni metode pemikiran yang mau menemukan
yang khusus dengan bertitik tolak dari hal umum. Salah satu contoh dari metode
deduksi adalah silogisme, yakni pengambilan kesimpulan berdasarkan dua
pernyataan yang telah diberitahuka sebelumnya. Misalnya :
Semua
manusia akan mati
Sokrates
adalah seorang manusia
Maka:
Sokrates akan mati
Dalam
Silogisme di atas, pernyataan pertama adalah premis umum atau mayor, pernyataan
kedua adalah premis khusus atau minor, dan pernyataan ketiga adalah kesimpulan.
Kata “manusia” adalah “paham menengah” yang menghubungkan penyataan pertama
dengan pernyataan kedua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar