Minggu, 20 November 2016

Tentang Logika

Tentang Logika
Aristoteles membedakan tiga macam ilmu pengetahuan, yakni (1) ilmu pengetahuan praktis (ilmu etika dan politik); (2) ilmu pengetahuan produktif menyangkut pengetahuan yang sanggup menghasilkan suatu karya atau produk jadi (teknik dan kesenian); dan (3)ilmu pengtahuan teoritis (fisika, matematika, dan “filsafat pertama” yang kemudian disebut dengan metafisika). Namun, di luar ketiga pengetahuan ini, masih ada logika. Logika dimengerti sebagai kerangka atau peralatan teknis (organon) yang diperlukan manusia agar penalarannya berjalan dengan tepat; dan dengan demikian logika dapat diterapkan pada ketiga macam ilmu pengetahuan tadi sebagai batu uji untuk mengetahui sahnya keilmiahan meraka. Selanjutnya dalam perkembangan dunia ilmiah di Negara Barat, tidak dapat dibantah bahwa logika merupakan salah satu sumbangan yang berarti.
Secara sangat umum, ajaran Aristoteles tentang logika berhubungan dengan ajarannya mengenai induksi, deduksi, dan silogisme. Induksi adalah metode penikiran yang menghasilkan pengetahuan tentang yang umum dengan bertolak dari hal-hal khusus, sedangkan deduksi adalah sebaliknya, yakni metode pemikiran yang mau menemukan yang khusus dengan bertitik tolak dari hal umum. Salah satu contoh dari metode deduksi adalah silogisme, yakni pengambilan kesimpulan berdasarkan dua pernyataan yang telah diberitahuka sebelumnya. Misalnya :
Semua manusia akan mati
Sokrates adalah seorang manusia
Maka: Sokrates akan mati

Dalam Silogisme di atas, pernyataan pertama adalah premis umum atau mayor, pernyataan kedua adalah premis khusus atau minor, dan pernyataan ketiga adalah kesimpulan. Kata “manusia” adalah “paham menengah” yang menghubungkan penyataan pertama dengan pernyataan kedua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar