Kamis, 08 Desember 2016

Dasar Etika

Dasar Etika

Semua filsafat moral harus mulai dari pengertian-pengertian yang diambil sebagai pedoman atau dasar. Tekadang dikatakan bahwa pengertian-pengertian dasar ini tak dapat diperhatikan. Kaum optimis menganggap prinsip dasar mereka sudah jelas dengan sendirinya seperti aksioma dalam geometri, sedangkan kaum pesimis curiga bahwa pengandaian-pengandaian dasar merupakan hasil pilihan yang semena-mena, subjektif, atau “eksistensial”. Menurut pandangan saya, mungkin saja dasar etika yang orisinal dipertahankan.
Berbagai filsafat yang berbeda mempunyai premis yang berbeeda-beda. Konsekuensialisme mengambil kebahagiaan atau kesenangan, lebih umum lagi, hasil-hasil yang menguntungkan sebagai dasar. Teori-teori lain mencoba menarik aturan-aturan moral dari konseptentang hak-hak. Para pemikir religius percaya bahwa putusan-putusan moral harus bertumpu pada otoritas Kitab. Sejumlah penulis ilmiah populer menyatakan bahwa hal yang penting dari perilaku merupakan hasil dari evolusi dan ketahanan makhluk-makhluk yang paling kuat, tetapi kita harus mengabaikan pandangan ini karena satu-satunya aturan yang memadai untuk memberi keputusan dari antara pilihan alternatif adalah “ ikutilah kebanyakan orang”.

Manakah prinsip-prinsip dasar yang sesungguhnya yang menjadi landasan filsafat moral berdiri?  Dan untuk apa moralitas itu? Tak perlu dipikirkan dari mana datangnya karena hal itu dibutuhkan,   kita tak dapat hidup tanpa moral tersebut. hal ini menarik perhatian pada dimensinya.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar