Dasar Etika
Semua
filsafat moral harus mulai dari pengertian-pengertian yang diambil sebagai
pedoman atau dasar. Tekadang dikatakan bahwa pengertian-pengertian dasar ini
tak dapat diperhatikan. Kaum optimis menganggap prinsip dasar mereka sudah
jelas dengan sendirinya seperti aksioma dalam geometri, sedangkan kaum pesimis
curiga bahwa pengandaian-pengandaian dasar merupakan hasil pilihan yang
semena-mena, subjektif, atau “eksistensial”. Menurut pandangan saya, mungkin
saja dasar etika yang orisinal dipertahankan.
Berbagai
filsafat yang berbeda mempunyai premis yang berbeeda-beda. Konsekuensialisme
mengambil kebahagiaan atau kesenangan, lebih umum lagi, hasil-hasil yang
menguntungkan sebagai dasar. Teori-teori lain mencoba menarik aturan-aturan
moral dari konseptentang hak-hak. Para pemikir religius percaya bahwa
putusan-putusan moral harus bertumpu pada otoritas Kitab. Sejumlah penulis
ilmiah populer menyatakan bahwa hal yang penting dari perilaku merupakan hasil
dari evolusi dan ketahanan makhluk-makhluk yang paling kuat, tetapi kita harus
mengabaikan pandangan ini karena satu-satunya aturan yang memadai untuk memberi
keputusan dari antara pilihan alternatif adalah “ ikutilah kebanyakan orang”.
Manakah
prinsip-prinsip dasar yang sesungguhnya yang menjadi landasan filsafat moral
berdiri? Dan untuk apa moralitas itu?
Tak perlu dipikirkan dari mana datangnya karena hal itu dibutuhkan, kita tak dapat hidup tanpa moral tersebut.
hal ini menarik perhatian pada dimensinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar