Unsur
Etika atau Moral Lingkungan
Beberapa
unsur etika atau moral lingkungan yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut:
Pertama,
etika lingkungan hidup sebaiknya etika keutamaan atau kewajiban? Etika
keutamaan itu perlu karena yang kita butuhkan adalah manusia-manusia yang punya
keunggulan perilaku. Sementara itu etika kewajiban, dalam arti pelaksanaan
kewajiban moral, tidak bisa diabaikan begitu saja. Idealnya ialah, bahwa
pelaksanaan keutamaan manusia Indonesia, bukan hanya demi kewajiban
semata-mata, apalagi sesuai kewajiban. Rumusan-rumusan moral itu di satu pihak
memang penting, namun di lain pihak yang lebih penting lagi ialah bahwa orang
mengikutinya karena keunggulan perilaku.
Kedua,
bila etika lingkungan hidup adalah etika normatif plus etika terapan, maka ada
faktor lain yang mesti ikut dipertimbangkan, yaitu sikap awal orang terhadap
lingkungan hidup, informasi, termasuk kerja sama multidisipliner dan
norma-norma moral lingkungan hidup yang sudah diterima masyaraakat (ingat akan
berbagai) kearifan lingkungan hidup dalam masyarakat kita, yang dapat dikatakan
sebagai “moral lingkungan hidup” (Bertens, 2000:295-300).
Ketiga, etika lingkungan hidup tidak
bertujuan menciptakan apa yang disebut sebagai eco-fascism (fasis lingkungan,
pinjam istilah Ton Dietz, 1996). Artinya, dengan dan atas nama etika
seolah-olah lingkungan hidup adalah demi lingkungan hidup itu sendiri. Dengan
risiko apapun lingkungan hidup perlu dilindungi. Dari segi etika yang bertujuan
melindungi lingkungan dari semua malapetaka bikinan manusia, hal itu tentu saja
baik. Namun buruk secara etis, bila akibatnya membuat manusia tidak dapat
menggunakan lingkungan hidup itu lagi karena serba dilarang. Etika lingkungan
tidak hanya mengijinkan suatu perbuatan yang secara moral baik, melainkan juga
melarang setiap akibat buruknya terhadap manusia.
Keempat, ciri-ciri etika lingkungan hidup yang perlu
diperhatikan adalah sikap dasar menguasai secara berpartisipasi, menggunakan
sambil memlihara, belajar menghormati lingkungan hidup dan kehidupan, kebebasan
dan tanggung jawab berdasarkan hati nurani yang bersih, baik untuk generasi
sekarang maupun bagi generasi yang akan datang. Yang juga penting adalah soal
oreintasi dalam pembangunan, yakni tidak hanya bersifat homosentri, yang sering
tidak memperhitungkan ecological externalities, melainkan juga ekosentris.
Pembangunan tidak hanya mementingkan manusia, melainkan kesatuan antara manusia
dengan keseluruhan ekosistem atau kosmos.
Nilai-nilai etika lingkungan sangat mudah dipahami
oleh segenap lapisan masyarakat, melalui penerapan konsep lingkungan hidup
melalui pendidikan formal yang terintegrasi dengan mata pelajaran lain misalnya
PPKn, Pendidikan Agama, Pendidikan Biologi, Pendidikan Geografi serta mata
pelajaran lainnya yang relevan. Kementerian Pendidikan Nasional melalui Biro
Perencanaan ke Luar Negeri merupakan institusi pemerintah yang sangat apresiasi
dalam menjaga kualitas lingkungan hidup, melalui peningkatan sumber daya
manusia. Hal ini dilakukan agar tercipta intelektual-intelektual muda yang
lebih bermartabat, bersaing dan berdaya guna dalam menyongsong era globalisasi
transformasi, menuju Indonesia yang lebih baik, adil dan makmur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar