Komponen Utama Kecerdasan
Emosional
Peter Salovey menempatkan kecerdasan pribadi Gardner
sebagai definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya, dan
memperluas kemampuan ini menjadi lima wilayah utama, dimana Goleman (2007) itu
sendiri membagi model kecerdasan emosional menjadi dua bagian besar, yaitu personal competence dan social competence.
Personal
Competence
Personal
competence merupakan kemampuan individu mengatur
atau mengelola diri sendiri (Goleman, 2007).
Mengenali emosi diri (self awareness)
Kesadaran diri dalam mengenali emosi atau perasaan
sewaktu perasaan itu muncul pada diri individu merupakan dasar dari kecerdasan
emosional (kemampuan kunci dalam kecerdasan emosional adalah self awareness).Pada tahap ini
diperlukan adanya pemantauan pada perasaan dari waktu ke waktu sehingga dapat
menimbulkan wawasan dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan dalam mencermati
perasaan yang sesungguhnya membuat diri individu berada dalam penguasaan pada
perasannya sendiri, sehingga ini membuat individu tidak peka akan perasaannya
yang sesungguhnya dan berakibat buruk dalam pengambilan keputusan. Kesadaran
diri memang belum menjamin penguasaan emosi, akan tetapi merupakan salah satu
syarat penting dalam mengendalikan emosi, sehingga individu tersebut mudah
dalam menguasai emosinya (Goleman, 2007). Individu diminta untuk menentukan
kondisi perubahan emosi individu itu sendiri dalam intensitas dan tipe
perubahan, tugas lainnya untuk mengukur pemahaman orang lain akan emosi dasar
yang secara bersama-sama menciptakan emosi yang tajam, seperti iri atau cemburu
(Passer & Smith, 2007).
Mengelola emosi (self control)
Kemampuan dalam mengelola emosi sebagai landasan
dalam mengenal diri sendiri atas emosi.Mengelola emosi merupakan kemampuan
individu dalam menangani perasaan agar perasaan tersebut dapat terungkap dengan
tepat, sehingga mampu mencapai keseimbangan dalam diri individu.Emosi dikatakan
berhasil dikelola apabila individu tersebut mampu menghibur dirinya sendiri
ketika dalam kondisi terpuruk atau kesedihan, dapat melepaskan kecemasan dalam
diri, kemurungan atau ketersinggungan. Begitu sebaliknya, emosi yang tidak
berhasil dikelola akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau
melarikan diri pada hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri. Emosi
yang berlebihan dan meningkat dengan intensitas yang terlampau lama akan menghancurkan
kestabilan diri individu (Goleman, 2007). Sementara itu, menurut Passer dan
Smith (2007) mengelola emosi diukur dengan meminta responden menunjukkan
bagaimana responden tersebut dapat mengubah emosinya sendiri atau orang lain,
serta memfasilitasi keberhasilan atau meningkatkan kerukunan antar pribadi.
Memotivasi diri sendiri
(self motivation)
Memotivasi diri merupakan bentuk usaha yang
dilakukan indvidu tergerak untuk melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan
yang dikehendaki. Kemampuan individu dalam memotivasi diri dapat ditelusuri
melalui berbagai hal, antara lain: cara mengendalikan dorongan hati, derajat
kecemasan yang berpengaruh pada kemampuan seseorang, kekuatan berpikir positif,
dan optimisme. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimiliki individu, maka
individu tersebut cenderung akan memiliki pandangan yang positif dalam menilai
segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. Selain itu juga memiliki keinginan
yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain (Goleman, 2007).
Dari pembahasan diatas, menjelaskan
definisi personal competence
merupakan kemampuan individu mengenali atau memahami emosinya sendiri,
mengelola atau mengatur emosinya sendiri, serta bagaimana individu itu mampu
memotivasi dirinya sendiri untuk dapat mencapai suatu tujuan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar