Selasa, 27 Desember 2016

Komponen Utama Kecerdasan Emosional

Komponen Utama Kecerdasan Emosional

Peter Salovey menempatkan kecerdasan pribadi Gardner sebagai definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya, dan memperluas kemampuan ini menjadi lima wilayah utama, dimana Goleman (2007) itu sendiri membagi model kecerdasan emosional menjadi dua bagian besar, yaitu personal competence dan social competence.
Personal Competence
Personal competence merupakan kemampuan individu mengatur atau mengelola diri sendiri (Goleman, 2007).
Mengenali emosi diri (self awareness)
Kesadaran diri dalam mengenali emosi atau perasaan sewaktu perasaan itu muncul pada diri individu merupakan dasar dari kecerdasan emosional (kemampuan kunci dalam kecerdasan emosional adalah self awareness).Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan pada perasaan dari waktu ke waktu sehingga dapat menimbulkan wawasan dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan dalam mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri individu berada dalam penguasaan pada perasannya sendiri, sehingga ini membuat individu tidak peka akan perasaannya yang sesungguhnya dan berakibat buruk dalam pengambilan keputusan. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, akan tetapi merupakan salah satu syarat penting dalam mengendalikan emosi, sehingga individu tersebut mudah dalam menguasai emosinya (Goleman, 2007). Individu diminta untuk menentukan kondisi perubahan emosi individu itu sendiri dalam intensitas dan tipe perubahan, tugas lainnya untuk mengukur pemahaman orang lain akan emosi dasar yang secara bersama-sama menciptakan emosi yang tajam, seperti iri atau cemburu (Passer & Smith, 2007).
Mengelola emosi (self control)
Kemampuan dalam mengelola emosi sebagai landasan dalam mengenal diri sendiri atas emosi.Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar perasaan tersebut dapat terungkap dengan tepat, sehingga mampu mencapai keseimbangan dalam diri individu.Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila individu tersebut mampu menghibur dirinya sendiri ketika dalam kondisi terpuruk atau kesedihan, dapat melepaskan kecemasan dalam diri, kemurungan atau ketersinggungan. Begitu sebaliknya, emosi yang tidak berhasil dikelola akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri. Emosi yang berlebihan dan meningkat dengan intensitas yang terlampau lama akan menghancurkan kestabilan diri individu (Goleman, 2007). Sementara itu, menurut Passer dan Smith (2007) mengelola emosi diukur dengan meminta responden menunjukkan bagaimana responden tersebut dapat mengubah emosinya sendiri atau orang lain, serta memfasilitasi keberhasilan atau meningkatkan kerukunan antar pribadi.
Memotivasi diri sendiri (self motivation)
Memotivasi diri merupakan bentuk usaha yang dilakukan indvidu tergerak untuk melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki. Kemampuan individu dalam memotivasi diri dapat ditelusuri melalui berbagai hal, antara lain: cara mengendalikan dorongan hati, derajat kecemasan yang berpengaruh pada kemampuan seseorang, kekuatan berpikir positif, dan optimisme. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimiliki individu, maka individu tersebut cenderung akan memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. Selain itu juga memiliki keinginan yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain (Goleman, 2007).
Dari pembahasan diatas, menjelaskan definisi personal competence merupakan kemampuan individu mengenali atau memahami emosinya sendiri, mengelola atau mengatur emosinya sendiri, serta bagaimana individu itu mampu memotivasi dirinya sendiri untuk dapat mencapai suatu tujuan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar