Sifat Dasar Filsafat
Berfilsafat artinya berpikir secara radikal. Filsuf
adalah pemikir yang radikal. Dan karena berpikir radikal ia tidak pernah terpaku
hanya kepada satu fenomena tertentu. Ia tidak akan berhenti pada satu jawaban
tertentu. Dengan berpikir radikal, filsafat berupaya untuk menemukan jawaban
dari akar permasalahan yang ada. Filsafat berupaya mencari hakikat yang sesungguhnya
dari segala sesuatu.
Berpikir radikal bukan berarti hendak mengubah,
membuang,
atau menjungkirbalikkan segala sesuatu, melainkan dalam arti berupaya berpikir
secara mendalam, untuk mencari akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir
radikal justru berupaya memperjelas realitas, melalui penemuan serta pemahaman akan akar realitas itu sendiri.
atau menjungkirbalikkan segala sesuatu, melainkan dalam arti berupaya berpikir
secara mendalam, untuk mencari akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir
radikal justru berupaya memperjelas realitas, melalui penemuan serta pemahaman akan akar realitas itu sendiri.
Filsafat bukan hanya mengacu kepada bagian tertentu
dari realitas, akan tetapi berupaya mencari keseluruhan. Dalam memandang
keseluruhan realitas, filsafat senantiasa berusaha mencari asas yang paling hakiki
dari keseluruhan realitas. Mencari asas berarti berupaya menemukan
sesuatu yang menjadi esensi realitas. Dengan menemukan esensi suatu realitas,
realitas tersebut dapat diketahui dengan pasti dan menjadi jelas. Mencari asas
adalah salah satu sifat dasar filsafat.
Filsuf pada dasarnya adalah seorang pemburu
kebenaran. Kebenaran yang diburunya merupakan kebenaran hakiki tentang
seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan. Maka dapat dikatakan
bahwa berfilsafat artinya memburu kebenaran tentang segala sesuatu.
Yang namanya kebenaran itu sendiri harus bisa
dipertanggungjawabkan. Artinya, kebenaran harus selalu terbuka untuk
dipersoalkan kembali dan diuji demi meraih kebenaran yang lebih pasti. Dan
begitu untuk seterusnya. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa kebenaran dalam
artian filsafat tidak pernah bersifat mutlak dan final, akan tetapi selalu
bergerak dari satu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti.
Filsafat muncul salah satunya disebabkan adanya
keraguan. Untuk mengatasi keraguan tersebut maka dibutuhkan yang namanya kejelasan.
Ada filsuf yang mengatakan bahwa berfilsafat artinya berupaya mendapatkan kejelasan
dan penjelasan mengenai seluruh realitas. Geisler dan Feinberg (1982:
18-19) mengatakan bahwa ciri khas penelitian filsafati adalah adanya usaha
keras demi mengapai kejelasan intelektual (intellectual clarity).
Berpikir secara radikal, mencari asas, memburu
kebenaran, dan mencari kejelasan tidak mungkin dapat berhasil dengan baik tanpa
berpikir secara rasional. Berpikir secara rasional artinya berpikir
secara logis, sistematis, dan kritis. Berpikir logis adalah bukan sekedar
menggapai pengertian-pengertian yang dapat diterima oleh akal sehat, akan
tetapi juga agar sanggup menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat
dan benar dari premis-premis yang digunakan.
Berpikir logis juga menuntut pemikiran yang
sistematis. Pemikiran yang sistematis adalah rangkaian pemikiran yang
berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara logis. Tanpa disertai
pemikiran yang logis-sistematis dan koheren, tidak mungkin dicapai kebenaran
yang bisa dipertanggungjawabkan.
Berpikir kritis artinya menjaga kemauan untuk
terus-menerus mengevaluasi argumentasi yang mengklaim dirinya adalah benar.
Seseorang yang berpikiran kritis tidak akan mudah meyakini suatu kebenaran begitu
saja tanpa benar-benar menguji keabsahan kebenaran tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar