Ternyata Kegagalan itu Baik loh, Kawan!!!
Example story:
“Saya
telah belajar tentang kegagalan relatif. Nomor tiga dalam Kejuaraan Dunia tahun
1994 itu buruk sekali dalam pandangan saya. Namun hikmahnya, saya menyadari
bahwa saya tidak dapat selalu menang. Saya harus bisa menerima kekalahan.
Beberapa tahun setelahnya, pencapaian peringkat empat di Olimpiade Sidney lebih
menjadi pengalaman hidupdan bukan kekalahan yang menyakitkan. Saya langsung
merasakan kebutuhan untuk membuktikan bahwa saya adalah pendayung yang baik
sehingga saya harus tetap mendayung. Di sisi lain saya juga perlu membuktikan
bahwa meski saya bagus dalam mendayung, ada hal-hal lain yang saya juga bisa
bagus. Jadi saya bergabung dengan tim layar yang ambil bagian dalam America’s
Cup selama setahun.”
Dari
contoh cerita di atas dapat kita tarik kesimpulannya, bahwasannya keberhasilan
seseorang berawal dari dorongan untuk bangkit dari kegegalan yang dialami
sebelumnya. Kuncinya yaitu respons positif seseorang dalam menghadapi kegagalan
dan kemampuan untuk menyerap sakit hati dan kemonotonan (tapi mungkin dia tidak
sakit hati dan merasa monoton?) dalam latihan tanpa hentinya untuk berhasil.
Contohnya
saja seorang anak yang belajar berjalan atau mengendarai sepeda. Atau pikirkan
suatu saat dimasa lalu ketika kita sendiri bertekad mencapai sesuatu yang
penting bagi kita. Semuanya memerlukan suatu tingkat kegigihan tertentu untuk
sukses. Ada dua alasan utama mengapa kita dapat sukses:
1.
Hasrat kita untuk sukses mengalahkan
pandangan negatif kita terhadap tingkat kemampuan kita sendiri.
2.
Penjelasan kita mengenai alasan-alasan
kemunduran dan kegagalan kita membuat kita dapat mengidentifikasi berbagai
faktor yang akan mengubah kegagalan menjadi kebehasilan.
Mungkin
koruptor terbesar dalam kesuksesan adalah anggapan bahwa semua kesuksesan dan
kegagalan kita berasal dari gen yang kita warisi. Sebenarnya, jika kita anggap
demikian, maka kita setuju. Ini adalah pernyataan yang akan terpenuhi dengan
sendirinya.
Jika
anda ingin mengukir prestasi dalam bidang apapu, maka kita akan memenuhi
kekecewaan dan kegagalan dalam prosesnya. Kadang-kadang kita akan berhasil pada
awalnya tetapi kemudian terjadi kemunduran. Kadang-kadang erjadi sebaliknya.
Cara kita merasionlaisasi kegagalan atau kesuksesan dalam benak kita yang
menentukan tindakan kita dalam menanggapi kegagalan atau kesuksesan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar