Matematika Sebagai Ratu dan Pelayan Ilmu
Menurut Abraham
S Lunchins dan
Edith N Luchins
(Erman Suherman, 2001), matematika dapat dijawab secara berbeda-beda
tergantung pada bilamana pertanyaan itu dijawab, dimana dijawabnya, siapa yang menjawabnya,
dan apa sajakah yang dipandang termasuk dalam matematika.
Mustafa (Tri
Wijayanti, 2011) menyebutkan
bahwa matematika adalah ilmu
tentang kuantitas, bentuk,
susunan, dan ukuran,
yang utama adalah metode dan
proses untuk menemukan dengan konsep yang tepat dan lambang yang konsisten,
sifat dan hubungan antara jumlah dan ukuran, baik secara abstrak, matematika
murni atau dalam keterkaitan manfaat pada matematika terapan.
Berdasarkan Elea
Tinggih (Erman Suherman,
2001), matematika berarti ilmu
pengetahuan yang diperoleh
dengan bernalar. Hal
ini dimaksudkan bukan berarti ilmu lain diperoleh tidak melalui
penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia
rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan hasil observasi
atau eksperiment disamping penalaran.
James dan
James (Erman Suherman, 2001), mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan, besaran, konsep-konsep yang berhubungan satu
dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga
bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Namun ada pula kelompok lain
yang beranggapan bahwa matematika adalah ilmu yang dikembangkan untuk
matematika itu sendiri. Ilmu adalah untuk ilmu, dan matematika adalah ilmu yang
dikembangkan untuk kepentingan sendiri. Matematika adalah ilmu tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik,
akurat, abstrak, dan ketat.
Matematika
sebagai ratu ilmu dimaksudkan bahwa matematika adalah sebagai sumber dari ilmu
yang lain. Banyak sekali cabang ilmu pengetahuan yang pengembangan
teori-teorinya didasarkan pada pengembangan konsep matematika. Sebagai contoh,
banyak teori-teori dan cabang-cabang dari fisika dan kimia (modern) yang
ditemukan dan dikembangkan melalui konsep kalkulus, khususnya tentang persamaan
differensial. Contoh lain, teori ekonomi mengenai permintaan dan penawaran yang
dikembangkan melalui konsep fungsi dan kalkulus tentang differensial dan
integral.
Dari kedudukan
matematika sebagai pelayan
ilmu pengetahuan, tersirat bahwa
matematika sebagai suatu ilmu yang berfungsi pula untuk melayani ilmu
pengetahuan. Dapat dikatakan bahwa matematika tumbuh dan berkembang untuk
dirinya sendiri sebagai suatu ilmu dan sebagai penyedia jasa layanan untuk
pengembangan ilmu-ilmu yang lain pula. (Erman Suherman, dkk, 2001:29).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar