Etika
Lingkungan Dalam Pengembangan Kebajikan
Pusat pengembangan nilai pendidikan atau
kebajikan meningkatkan beberapa isu-isu mereka sendiri, bahwa saya akan
mempertimbangkannya dalam bagian ini dan berikutnya. Kami telah melihat bahwa
untuk mengembangkan kebajikan seseorang mungkin perlu dibesarkan untuk
bertindak dengan semacam cara yang benar, bahkan mungkin mengikuti aturan
awalnya. Tetapi ketika keutamaan sepenuhnya dikembangkan, apa yang terjadi
adalah tidak lagi mengikuti aturan. Kita tahu ini sebagian karena orang bijak
mampu membuat diskriminasi yang lebih halus, lebih responsive terhadap fitur
situasi tertentu, yang mungkin dapat melalui aturan. Tetapi kita juga tahu
(menurut gambaran umum dari kebajikan) bahwa ia tidak akan melalui beberapa
proses diastikulasi ke pemikiran. Jadi, apa yang sedang terjadi?
Hal ini dapat membantu untuk
mempertimbangkan pengalaman kita sendiri, bahkan jika kita tidak akan mengklaim
setiap tingkat kebajikan untuk diri kita sendiri dikembangkan dengan baik. Kita
perlu berpikir ketika kita merasa kesempatan ‘secara intuitif’ seperti yang
mungkin kita katakan, apakah ini hal yang benar untuk dilakukan, atau bahwa
beberapa tindakan yang tidak bisa menjadi hal yang dapat dilakukan. Harus ada
bahasa golongan tertentu untuk computer berdasarkan dengan usianya, beberapa
pengolahan informasi terjadi (atau penghakimam kami akan situasi tidak akan
ditanggapi sama sekali) tapi itu tidak, atau perlu terjadi secara sadar. Untuk
membuat rasa ini kita perlu berpikir dari elemen persepsi. Kami mengamati,
untuk yang lebih besar atau tingkat yang lebih rendah, kurang lebih akurat
fitur etis merupakan situasi yang penting. Ini adalah fitur situasi yang nyata
(mereka mungkin termasuk, misalnya, kualitas yang ditampilkan dalam tindakan
orang lain: orang ini bijaksana, orang itu baik tapi kikuk, dsb), tetapi fitur
mereka tidak akan dirusak oleh seseorang atau hewan, bahkan persepsi dari
fisiologi. Bagaimana kita dapat sampai untuk melihat fitur tersebut? Jawabannya
yaitu, kita harus mengamati dan harus melalui cara hidup yang seperti itu dalam
memainkan peran, kepekaan kami, sama dengan kepekaan mereka, yang telah
mengembangkannya dalam etika berbudaya (lovibond 2002). Maka, paparan budaya
ini sangat penting; seseorang cukup dengan eksplolari waktu dalam pengalaman.
Beberapa teori strs dalam kebajikan menjadi pengganti pengalaman seperti
membaca literature yang bijaksana (Smith1997, 2003), dapat melengkapi
pengalaman pribadi. Prosesnya akan serupa, apapun itu perincian local tentang
etika lingkungan. Kita telah dibesarkan dalam etika lingkungan yang berbeda,
mungkin kami telah melihat fitur realitas lain tetapi tetap saja etika selalu
paling menonjol.
Jika ini bagaimana aspek persepsi dari
perkembangan kebajikan, apa pengaruh dari motivasi? Ini adalah awal dalam
membawa pola pasti dari aksi yang akan dilakukan dengan banyak pekerjaan,
seseorang dapat membiasakan diri untuk bertingkah laku atau bertindak di jalan
yang pasti, dan jika perlu dengan segera menahan atau menolak perhitungan
iklinasi. Tetapi masalah mulai terlihat dalam semacam catatan. Untuk catatan
dasar kebajikan dari pendidikan kebajikan untuk bekerja kita perlu
mengasumsikan bahwa seseorang yang berkembang itu sensitive dan rentat terhadap
pengaruh dari etika lingkungan. Tetapi sekarang kita telah mencatat juga apa
kebajikan itu, standar sesungguhnya diantara teori kebajikan (lagi-lagi diawali
dengan Aristoteles) menganggap untuk menjadi orang yang lebih baik dengan watak
yang stabil. Mereka seringkali berhubungan sebagai pembawaan sifat karakter,
dan kita tidak menyebut suatu pembawaan karakter seseorang, kecuali jika kita
berpikir itu cukup tahan lama daripada berlangsung sebentar (pembawaan sifat
karakter stabil bukanlah kebutuhan baik, tentu saja, tapi kita tidak akan
menyebut kebajikan mereka, kecuali kalau kita berpikir bahwa mereka baik).
Sebagaimana Hurst House :
Satu fakta penting tentang pembawaan
sifat manusia dan sifat buruk adalah, kejadian yang sekali didapatkan, hal itu
betul-betul mengakar. Justru karena mereka melibatkan lebih banyak
kecenderungan untuk bertingkah di jalan yang benar. Suatu perubahan pembawaan
karakter yang seperti itu adalah perubahan yang amat sangat besar.
Hursthouse
1992: 12
Jika pembawaan sifat karakter telah
mengakar dengan kuat, itu berarti bahwa seseorang tidak akan mudah mengikuti
fashion, tidak akan mengurangi pendapatnya dan kelakuan atau tingkah lakunya
karena orang lain yang berada di sekitarnya tidak akan bisa merubah mereka.
Singkatnya, menjadi subjek untuk fluktasi di area sekitar lingkungan etika.
Tetapi, perhatikan phrasa dari Hursthouse “sekali diperoleh” itu terlihat bahwa
saat seseorang memperoleh kebajikan akan lebih rentan terhadap lingkungan
etika, atau kebajikan tidak bisa diperoleh sepenuhnya; sekali kebajikan
diperoleh, kemudian dengan definisi seseorang itu tidak lagi (sangat) rentan
terhadap lingkungan etika, semenjak pembawaan sifat karakternya akan tetap
stabil. Tetapi ini membuat itu terdengar seperti jika disini ada beberapa pola
materi yang diputuskan, yang mana seseorang dengan tiba-tiba berubah dari yang
mudah rentan menjadi tidak mudah rentan terhadap pengaruh lingkungan mental.
Kebajikan itu diperoleh dalam periode
yang lama dari kerentanan untuk kebaikan yang tepat dari lingkungan Nampak
dimiliki pernyataan psikologi pada sisi itu (Flanagan 1991). Kenyataan ini
harus membuat kita berhati-hati tentang menerima kenyataan dari gambaran
kebajikan sebagaimana karakter sepenuhnya mengakar dengan stabil dan kebal dari
pengaruh lingkungan mental. Di sesi berikutnya kami akan melihat dasar untuk
peringatan di dalam bekerja pada beberapa psikologi social. Untuk moment waktu
yang sebentar kita butuh setidaknya untuk mengenal bahwa memiliki kebajikan
adalah tingkat perkara. Seseorang mungkin, kiranya memulai kebajikan didapatkan
secara berangsur-angsur untuk waktu yang lama, jadi itu mungkin tidak pernah
menjadi poin yang mana kita dapat mengatakan “dia sudah (penuh) mendapatkan
itu”. Dan oleh karena itu kita tidak pernah bisa untuk mengatakan bahwa ini
telah dating melewati poin yang mana tingkah laku, perasaan, dan motivasi telah
keluar sepenuhnya dari pembawaan sifat karakternya cukup daripada respon
lingkungannya. Disamping itu, lingkungan seseorang itu tidak pernah sebanyak
potongan kain. Proses normal dari pembawaan pertama yang mana pada pertama kali
adalah hanya ada dalam waktu dekat dan daerah di dalam lingkungan anak adalah
yang penting untuknya, suatu waktu nanti akan lebih besar dan pandangan terhadap
lingkungan yang lebih bermacam-macam akan datang. Jadi kita dapat membuat
pengertian dari apa yang dilihat untuk
suatu keadaan, itu jika seseorang mengemukakan di dalam lingkungan sekitar
dengan menganjurkan mereka untuk usul apa yang mereka katakan mungkin cenderung
memelihara usul keistimewaan yang luas, yang mana nanti mereka temukan pada
diri mereka sendiri, jika waktu mereka mengemukakan bahwa di dalam lingkungan
menganjurkan kecocokan, mereka mungkin lebih menyukai untuk menyesuaikan diri
untuk apapun kecenderungan yang mereka temukan di dalam lingkungan mereka
nanti.
Tentu saja kita juga telah mengenal
beberapa lingkungan untuk kebajikan yang lebih kuat di dalam kehidupan yang
lebih lama daripada yang lain (untuk itu banyak dari kita apapun itu kebajikan
yang mungkin telah kita peroleh atau sebagian mungkin telah mengembangkan
sesuatu yang relative belum di coba). Telah jelas bahwa Nazis adalah salah satu
etika lingkungan yang berat. Hursthouse telah menuliskan:
Salah satu alas an saya, saya berpendapat
bahwa kita menilai Nazi begitu parah adalah bahwa meskipun mungkin juga itu
mengambil orang yang cukup luar biasa untuk melihat melalui anti semitisme yang
tertanam begitu baik pada saat itu (di UK dan US sebaik di Jerman dan Austria),
tidak ada gagasan yang tertanam bahwa itu hanya akan menjadi kebijakan untuk
mulai menggambarkan perbedaan antara hak hokum negara, warga Negara atas dasar
ras, apalagi hokum itu adalah gagasan konsisten dengan kasih saying dan
keadilan untuk menempatkan mereka di kamp-kamp dalam konsentrasi pembantaian
mereka. Adapun alas an yang cukup masuk akal di Eropa pada saat itu, bagaimana
anti semitisme membawa mereka, kita tetap melihat bahwa itu salah.
Hursthouse
1999: 148-149
Dengan mengasumsikan bahwa kita setuju
dengan kesimpulan dari Hursthouse disini, kita masih saja hanya membahas
sesuatu tentang kemungkinan dari membuat pendapat kognitif bahwa kebijaksanaan
politik. Nazi itu adalah salah (sama sekali salah dan jahat). Kita harus
berpikir bahwa Jerman sangat luar biasa, pada saat itu sanggup membuat
penilaian. Tetapi untuk menempatkan penilaian yang seperti itu untuk praktek
langsung, untuk bangun melawan lingkungan etis pada saat itu, akan membutuhkan
kualitas karakter yang pasti, dalam kehadiran pembangunan kebajikan sepenuhnya
lebih daripada hanya persepsi dan aspekkognitif. Tentu saja, pendidikan
kebajikan pada waktu itu menjadi tidak seperti menghasilkan generasi muda dari
kebajikan itu dapat berdiri untuk lingkungan Nazi. Semenjak itu hanya
lingkungan yang mana telah melantik orang. Tetapi mungkin itu keajaiban baik
berupa banyak even hebat pendidikan yang dapat kita bayangkan sekarang, akan
menjadi sukses besar dalam memproduksi sifat karakter yang kebal terhadap
lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar