Kamis, 08 Desember 2016

Etika Lingkungan Dalam Pengembangan Kebajikan

Etika Lingkungan Dalam Pengembangan Kebajikan

Pusat pengembangan nilai pendidikan atau kebajikan meningkatkan beberapa isu-isu mereka sendiri, bahwa saya akan mempertimbangkannya dalam bagian ini dan berikutnya. Kami telah melihat bahwa untuk mengembangkan kebajikan seseorang mungkin perlu dibesarkan untuk bertindak dengan semacam cara yang benar, bahkan mungkin mengikuti aturan awalnya. Tetapi ketika keutamaan sepenuhnya dikembangkan, apa yang terjadi adalah tidak lagi mengikuti aturan. Kita tahu ini sebagian karena orang bijak mampu membuat diskriminasi yang lebih halus, lebih responsive terhadap fitur situasi tertentu, yang mungkin dapat melalui aturan. Tetapi kita juga tahu (menurut gambaran umum dari kebajikan) bahwa ia tidak akan melalui beberapa proses diastikulasi ke pemikiran. Jadi, apa yang sedang terjadi?

Hal ini dapat membantu untuk mempertimbangkan pengalaman kita sendiri, bahkan jika kita tidak akan mengklaim setiap tingkat kebajikan untuk diri kita sendiri dikembangkan dengan baik. Kita perlu berpikir ketika kita merasa kesempatan ‘secara intuitif’ seperti yang mungkin kita katakan, apakah ini hal yang benar untuk dilakukan, atau bahwa beberapa tindakan yang tidak bisa menjadi hal yang dapat dilakukan. Harus ada bahasa golongan tertentu untuk computer berdasarkan dengan usianya, beberapa pengolahan informasi terjadi (atau penghakimam kami akan situasi tidak akan ditanggapi sama sekali) tapi itu tidak, atau perlu terjadi secara sadar. Untuk membuat rasa ini kita perlu berpikir dari elemen persepsi. Kami mengamati, untuk yang lebih besar atau tingkat yang lebih rendah, kurang lebih akurat fitur etis merupakan situasi yang penting. Ini adalah fitur situasi yang nyata (mereka mungkin termasuk, misalnya, kualitas yang ditampilkan dalam tindakan orang lain: orang ini bijaksana, orang itu baik tapi kikuk, dsb), tetapi fitur mereka tidak akan dirusak oleh seseorang atau hewan, bahkan persepsi dari fisiologi. Bagaimana kita dapat sampai untuk melihat fitur tersebut? Jawabannya yaitu, kita harus mengamati dan harus melalui cara hidup yang seperti itu dalam memainkan peran, kepekaan kami, sama dengan kepekaan mereka, yang telah mengembangkannya dalam etika berbudaya (lovibond 2002). Maka, paparan budaya ini sangat penting; seseorang cukup dengan eksplolari waktu dalam pengalaman. Beberapa teori strs dalam kebajikan menjadi pengganti pengalaman seperti membaca literature yang bijaksana (Smith1997, 2003), dapat melengkapi pengalaman pribadi. Prosesnya akan serupa, apapun itu perincian local tentang etika lingkungan. Kita telah dibesarkan dalam etika lingkungan yang berbeda, mungkin kami telah melihat fitur realitas lain tetapi tetap saja etika selalu paling menonjol.

Jika ini bagaimana aspek persepsi dari perkembangan kebajikan, apa pengaruh dari motivasi? Ini adalah awal dalam membawa pola pasti dari aksi yang akan dilakukan dengan banyak pekerjaan, seseorang dapat membiasakan diri untuk bertingkah laku atau bertindak di jalan yang pasti, dan jika perlu dengan segera menahan atau menolak perhitungan iklinasi. Tetapi masalah mulai terlihat dalam semacam catatan. Untuk catatan dasar kebajikan dari pendidikan kebajikan untuk bekerja kita perlu mengasumsikan bahwa seseorang yang berkembang itu sensitive dan rentat terhadap pengaruh dari etika lingkungan. Tetapi sekarang kita telah mencatat juga apa kebajikan itu, standar sesungguhnya diantara teori kebajikan (lagi-lagi diawali dengan Aristoteles) menganggap untuk menjadi orang yang lebih baik dengan watak yang stabil. Mereka seringkali berhubungan sebagai pembawaan sifat karakter, dan kita tidak menyebut suatu pembawaan karakter seseorang, kecuali jika kita berpikir itu cukup tahan lama daripada berlangsung sebentar (pembawaan sifat karakter stabil bukanlah kebutuhan baik, tentu saja, tapi kita tidak akan menyebut kebajikan mereka, kecuali kalau kita berpikir bahwa mereka baik). Sebagaimana Hurst House :
Satu fakta penting tentang pembawaan sifat manusia dan sifat buruk adalah, kejadian yang sekali didapatkan, hal itu betul-betul mengakar. Justru karena mereka melibatkan lebih banyak kecenderungan untuk bertingkah di jalan yang benar. Suatu perubahan pembawaan karakter yang seperti itu adalah perubahan yang amat sangat besar.
                                                                                                            Hursthouse 1992: 12

Jika pembawaan sifat karakter telah mengakar dengan kuat, itu berarti bahwa seseorang tidak akan mudah mengikuti fashion, tidak akan mengurangi pendapatnya dan kelakuan atau tingkah lakunya karena orang lain yang berada di sekitarnya tidak akan bisa merubah mereka. Singkatnya, menjadi subjek untuk fluktasi di area sekitar lingkungan etika. Tetapi, perhatikan phrasa dari Hursthouse “sekali diperoleh” itu terlihat bahwa saat seseorang memperoleh kebajikan akan lebih rentan terhadap lingkungan etika, atau kebajikan tidak bisa diperoleh sepenuhnya; sekali kebajikan diperoleh, kemudian dengan definisi seseorang itu tidak lagi (sangat) rentan terhadap lingkungan etika, semenjak pembawaan sifat karakternya akan tetap stabil. Tetapi ini membuat itu terdengar seperti jika disini ada beberapa pola materi yang diputuskan, yang mana seseorang dengan tiba-tiba berubah dari yang mudah rentan menjadi tidak mudah rentan terhadap pengaruh lingkungan mental.
Kebajikan itu diperoleh dalam periode yang lama dari kerentanan untuk kebaikan yang tepat dari lingkungan Nampak dimiliki pernyataan psikologi pada sisi itu (Flanagan 1991). Kenyataan ini harus membuat kita berhati-hati tentang menerima kenyataan dari gambaran kebajikan sebagaimana karakter sepenuhnya mengakar dengan stabil dan kebal dari pengaruh lingkungan mental. Di sesi berikutnya kami akan melihat dasar untuk peringatan di dalam bekerja pada beberapa psikologi social. Untuk moment waktu yang sebentar kita butuh setidaknya untuk mengenal bahwa memiliki kebajikan adalah tingkat perkara. Seseorang mungkin, kiranya memulai kebajikan didapatkan secara berangsur-angsur untuk waktu yang lama, jadi itu mungkin tidak pernah menjadi poin yang mana kita dapat mengatakan “dia sudah (penuh) mendapatkan itu”. Dan oleh karena itu kita tidak pernah bisa untuk mengatakan bahwa ini telah dating melewati poin yang mana tingkah laku, perasaan, dan motivasi telah keluar sepenuhnya dari pembawaan sifat karakternya cukup daripada respon lingkungannya. Disamping itu, lingkungan seseorang itu tidak pernah sebanyak potongan kain. Proses normal dari pembawaan pertama yang mana pada pertama kali adalah hanya ada dalam waktu dekat dan daerah di dalam lingkungan anak adalah yang penting untuknya, suatu waktu nanti akan lebih besar dan pandangan terhadap lingkungan yang lebih bermacam-macam akan datang. Jadi kita dapat membuat pengertian  dari apa yang dilihat untuk suatu keadaan, itu jika seseorang mengemukakan di dalam lingkungan sekitar dengan menganjurkan mereka untuk usul apa yang mereka katakan mungkin cenderung memelihara usul keistimewaan yang luas, yang mana nanti mereka temukan pada diri mereka sendiri, jika waktu mereka mengemukakan bahwa di dalam lingkungan menganjurkan kecocokan, mereka mungkin lebih menyukai untuk menyesuaikan diri untuk apapun kecenderungan yang mereka temukan di dalam lingkungan mereka nanti.

Tentu saja kita juga telah mengenal beberapa lingkungan untuk kebajikan yang lebih kuat di dalam kehidupan yang lebih lama daripada yang lain (untuk itu banyak dari kita apapun itu kebajikan yang mungkin telah kita peroleh atau sebagian mungkin telah mengembangkan sesuatu yang relative belum di coba). Telah jelas bahwa Nazis adalah salah satu etika lingkungan yang berat. Hursthouse telah menuliskan:
Salah satu alas an saya, saya berpendapat bahwa kita menilai Nazi begitu parah adalah bahwa meskipun mungkin juga itu mengambil orang yang cukup luar biasa untuk melihat melalui anti semitisme yang tertanam begitu baik pada saat itu (di UK dan US sebaik di Jerman dan Austria), tidak ada gagasan yang tertanam bahwa itu hanya akan menjadi kebijakan untuk mulai menggambarkan perbedaan antara hak hokum negara, warga Negara atas dasar ras, apalagi hokum itu adalah gagasan konsisten dengan kasih saying dan keadilan untuk menempatkan mereka di kamp-kamp dalam konsentrasi pembantaian mereka. Adapun alas an yang cukup masuk akal di Eropa pada saat itu, bagaimana anti semitisme membawa mereka, kita tetap melihat bahwa itu salah.
                                                                                                Hursthouse 1999: 148-149


Dengan mengasumsikan bahwa kita setuju dengan kesimpulan dari Hursthouse disini, kita masih saja hanya membahas sesuatu tentang kemungkinan dari membuat pendapat kognitif bahwa kebijaksanaan politik. Nazi itu adalah salah (sama sekali salah dan jahat). Kita harus berpikir bahwa Jerman sangat luar biasa, pada saat itu sanggup membuat penilaian. Tetapi untuk menempatkan penilaian yang seperti itu untuk praktek langsung, untuk bangun melawan lingkungan etis pada saat itu, akan membutuhkan kualitas karakter yang pasti, dalam kehadiran pembangunan kebajikan sepenuhnya lebih daripada hanya persepsi dan aspekkognitif. Tentu saja, pendidikan kebajikan pada waktu itu menjadi tidak seperti menghasilkan generasi muda dari kebajikan itu dapat berdiri untuk lingkungan Nazi. Semenjak itu hanya lingkungan yang mana telah melantik orang. Tetapi mungkin itu keajaiban baik berupa banyak even hebat pendidikan yang dapat kita bayangkan sekarang, akan menjadi sukses besar dalam memproduksi sifat karakter yang kebal terhadap lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar