Selasa, 27 Desember 2016

Perkembangan Sosio-emosional Remaja

Perkembangan Sosio-emosional Remaja

Papalia, Olds, dan Feldman (2007) menyatakan bahwa usia remaja berada pada rentang usia antara 11-21 tahun. Pada masa remaja mengalami masa-masa pergolakan emosi yang muncul dari berbagai bentuk seperti hubungan dalam keluarga, lingkungan di tempat tinggal, lingkungan sekolah dan hubungan pertemanan sebaya dan kegiatan dalanm kehidupan sehari-hari (Santrock, 2003).
Menurut Arnett (1999); Roberts, Caspi, & Moffitt (2001) masa remaja yang paling mengalami pergeseran mood dan suasana hati baik positif maupun negatif dibandingkan dengan masa kanak-kanak dan dewasa. Dibandingkan dengan anak-anak dan orang dewasa, remaja juga jauh lebih mungkin memiliki perasaan sadar diri, malu, canggung, kesepian, gelisah, dan perasaan diabaikan (dalam Lahey, 2012).
Konflik antara orang tua dan anak-anak meningkat selama masa remaja awal sampai masa remaja akhir (Arnett, 1999 dalam Lahey, 2012). Konflik ini biasanya berfokus pada dating, berapa lama remaja harus berada jauh dari rumah, kemana mereka bisa pergi, dan menjadi seperti apa mereka (ini sering mencerminkan adanya perbedaan antara pandangan orang tua dan pandangan remaja  mengenai seks, alkohol, narkoba, kenakalan, dan keamanan) (Lahey, 2012).
Arnett (1999) dan Steinberg (2009) menjelaskan bahwa selama masa remaja terjadi peningkatan yang tajam dalam perilaku remaja, yakni perilaku yang menunjukkan tindakan berbahaya, ada peningkatan yang ditandai dengan minum-minuman keras (mabuk-mabukan), pengunaan obat-obatan terlarang, mengemudi secara sembrono (kecelakaan mobil atau kematian), tidak ada perlindungan dalam hubungan seksual, agresi, kenakalan remaja, dan hal ini di alami individu sampai masa perkembangan dewasa awal (dalam Lahey, 2012).
Selain adanya perubahan pada perkembangan emosi remaja, remaja juga menunjukkan adanya perubahaan nyata dalam hubungan sosial. Masa remaja merupakan masa dimana individu terkadang melepaskan diri dari keluarga atau masa pubertas membawa individu menjauh dari orang tua (Arnett, 1999 & Galambos, 1992). Sementara itu, Diamond, Fagundes, dan Butterworth (2010) menjelaskan masa remaja juga mengalami hubungan pertemanan sebaya, dimana ini meliputi partener intim. Terjadinya pergeseran orientasi dari orang tua ke hubungan pertemanan sebaya dapat dilihat adanya penilaian dari kelompok persebayaan yang terjadi pada awal pubertas (sekitar usia 11 tahun sampai 13 tahun), akan tetapi hubungan ini akan menurun pada rentan usia 15 tahun. Selain itu, menurut Santrock (1998) remaja muda menghabiskan waktu dengan teman-teman sebayanya dibandingkan dengan orang tua nya (dalam Lahey, 2012).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar