Perkembangan Sosio-emosional
Remaja
Papalia, Olds, dan Feldman (2007) menyatakan bahwa usia remaja
berada pada rentang usia antara 11-21 tahun. Pada masa remaja mengalami
masa-masa pergolakan emosi yang muncul dari berbagai bentuk seperti hubungan
dalam keluarga, lingkungan di tempat tinggal, lingkungan sekolah dan hubungan
pertemanan sebaya dan kegiatan dalanm kehidupan sehari-hari (Santrock, 2003).
Menurut Arnett (1999); Roberts, Caspi, & Moffitt (2001)
masa remaja yang paling mengalami pergeseran mood dan suasana hati baik positif
maupun negatif dibandingkan dengan masa kanak-kanak dan dewasa. Dibandingkan
dengan anak-anak dan orang dewasa, remaja juga jauh lebih mungkin memiliki
perasaan sadar diri, malu, canggung, kesepian, gelisah, dan perasaan diabaikan
(dalam Lahey, 2012).
Konflik antara orang tua dan anak-anak meningkat selama masa
remaja awal sampai masa remaja akhir (Arnett, 1999 dalam Lahey, 2012). Konflik
ini biasanya berfokus pada dating,
berapa lama remaja harus berada jauh dari rumah, kemana mereka bisa pergi, dan
menjadi seperti apa mereka (ini sering mencerminkan adanya perbedaan antara
pandangan orang tua dan pandangan remaja
mengenai seks, alkohol, narkoba, kenakalan, dan keamanan) (Lahey, 2012).
Arnett (1999) dan Steinberg (2009)
menjelaskan bahwa selama masa remaja terjadi peningkatan yang tajam dalam
perilaku remaja, yakni perilaku yang menunjukkan tindakan berbahaya, ada
peningkatan yang ditandai dengan minum-minuman keras (mabuk-mabukan), pengunaan
obat-obatan terlarang, mengemudi secara sembrono (kecelakaan mobil atau
kematian), tidak ada perlindungan dalam hubungan seksual, agresi, kenakalan
remaja, dan hal ini di alami individu sampai masa perkembangan dewasa awal
(dalam Lahey, 2012).
Selain adanya perubahan pada perkembangan
emosi remaja, remaja juga menunjukkan adanya perubahaan nyata dalam hubungan
sosial. Masa remaja merupakan masa dimana individu terkadang melepaskan diri
dari keluarga atau masa pubertas membawa individu menjauh dari orang tua
(Arnett, 1999 & Galambos, 1992). Sementara itu, Diamond, Fagundes, dan
Butterworth (2010) menjelaskan masa remaja juga mengalami hubungan pertemanan
sebaya, dimana ini meliputi partener
intim. Terjadinya pergeseran orientasi dari orang tua ke hubungan pertemanan
sebaya dapat dilihat adanya penilaian dari kelompok persebayaan yang terjadi
pada awal pubertas (sekitar usia 11 tahun sampai 13 tahun), akan tetapi hubungan
ini akan menurun pada rentan usia 15 tahun. Selain itu, menurut Santrock (1998)
remaja muda menghabiskan waktu dengan teman-teman sebayanya dibandingkan dengan
orang tua nya (dalam Lahey, 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar