Hal-Hal Yang Di Perhatikan Dalam Berpikir Logika.
Dalam
berpikir logika digunakan untuk berpikir baik, yakni berpikir benar, logis dan
dialektis, juga dibutuhkan kondisi-kondisi tertentu. Untuk itu di Dalam berpikir logika ada juga hal-hal yang harus diperhatikan
diantaranya tiga hal yakni:
1.
Aturan Cara
Berpikir yang Benar.
Kondisi
adalah hal-hal yang harus ada supaya sesuatu dapat terwujud, dapat terlaksana.
Untuk berpikir baik, yakni berpikir benar, logis dialektis, juga dibutuhkan
kondisi-kondisi tertentu:
·
Mencintai
kebenaran.
Sikap ini sangat fundamental untuk berpikir
yang baik, sebab sikap ini senantiasa menggerakkan si pemikir untuk mencari,
mengusut,meningkatkan mutu penalarannya, dan menggerakkan si pemikir untuk
senantiasa mewaspadai ruh-ruh yang akan menyeleweng dari yang benar. Misalnya
menyederhanakan kenyataan, menyempitkan cakrawala, berpikir terkotak-kotak dan
sebagainya.
Cinta terhadap kebenaran diwujudkan dalam
kerajinan serta diwujudkan dalam kejujuran, yakni diposisi atau sikap kejiwaan
yang selalu siap sedia menerima kebenaran meskipun berlawanan dengan prasangka
dan keinginan atau kecendrungan prbadi atau golongannya.
Dengan hal tersebut sebaiknya kita
mewaspadai kecendrungan manusia untuk selalu siap sedia menerima sesuatu sebagai
benarhal yang dikehendakinya sebag benar. Sehingga kewajiban mencari kebenaran
adalah tuntutan intrinsic manusia untuk merealisasikan manusia menurut tuntutan
keluhuran keinsaniannya. Oleh karena itu, banyak menyebabkan kesenjangan
penyempitan perspektif, hakikatnya tidak sesuai dengan keluhuran insani. Hak
mencari kebenaran mencakup juga kewajiban patuh kepada kebenaran-kebenaran yang
ditemukan oleh orang lain.
·
Ketahuilah
apa yang sedang anda kerjakan.
Kegiatan yang sedng dikerjakan
adalah kegiatan berpikir. Suruh aktivitas intelek kita adalah suatu usaha terus
menerus mengejar kebenaran yang diselingi dengan diperolehnya pengetahuan
tentang kebenaran tetapi parsial sifatnya. Seandainya saja intelek kita
intuitif, pada setiap langkah, kita dapat melhat kebenaran secara langsung
tanpa terlebih dahulu memburunya melelui proses yang berbelit-belit dan banyak
seluk-beluknya. Pada taraf hidup kita didunia ini, sifat intelek kita
diskursif, dan hanya dalam beberapa hal agak sedikit intuitif. Karena untuk
mencapai kebenaran, kita harus bergerak melalui berbagai macam langkah dan
kegiatan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui betul semuanya itu
supaya dapat melaksanakannya dengan tepat dan seksama.
·
Ketahuilah
apa yang sedang anda katakan.
Pikiran diungkapkan kedalam kata-kata.
Kecermatan pikiran terungkap kedalam kecermatan kata-kata. Karenanya kecermatan
ungkapan pikiran kedalam kata merupakan sesuat yang tidak boleh ditawar lagi.
Kita semua perlu menguasai ungkapan pikiran kedalam kata tersebut, baik yang
eksplisit maupun yang implisit. Sehingga kita harus mengetahui dengan betul dan
seksama mengenai isi (Komprehensif), lingkungan( ekstensi),arti fungsional
(suposisi), dan istilah (term) yang digunakan. Karena itu istilah merupakan
unsur penalaran.
Untuk itu waspadalah terhadap term-term
(ekuivokal) yaitu bentuk sama tetapi artinya berbeda, (analogis) yaitu bentuk
sama, tetapi arti sebagian sama sebagian
berbeda. Untuk itu perlu selalu diperhatikan ampliasi (pembesaran suposisi),
dan apelasi ( pembatasan suposisi). Senantiasa kejarlah univokalitas (kesamaan
bentuk , kesamaan arti) dari term-term yyang dipakai.
·
Buatlah
distingsi dan pembagian yang semestinya.
Jika ada dua hal yang tidak mempunyai bentuk
yang sama, hal itu jelas berbeda Tetapi banyak kejadian dimana dua hal atau
lebih mempunyai bentuk yang sama, namun tidk identic. Disinilah perlunya dibuat
suatu distingsi, yaitu suatu pembedaan.
Dan juga perlu diadakan pembagian. Jika
membuat pembagian, peganglah suatu prinsip pembagian yang sama, jangan sampai
anda menjumlahkan bagian atau aspek dari suatu realitas begitu saja tanpa
berpegang pada suatu prinsip pembagian yang sama. Sehingga dapat menimbulkan
resiko yaitu akan timbulya pikian yang kacau-balau. Oleh karena itu kita jangan
pernah mencampuradukkan sesuatu dengan menggelapkan sesuatu.
2.
Klasifikasi.
Sebuah konsep klasifikasi,
seperti panas dan dingin, hanyalah menempatkan objek tertentu dalam sebuah
kelas. Suatu konsep perbandingan, seperti lebih panas atau lebih dingin, hal
ini mengemukakan hubungan mengenai objek tersebut dalam norma yang mencakup
pengertian yang lebih atau kurang, dibandingkan objek lain. jauh sebelum ilmu
mengembangkan temperature yang dapat diukur. Objek ini lebih panas dibandingkan
dengan objek itu.
Konsep seperti ini mempunyai
kegunaan yang sangat banyak contohnya pelamar pekerja yang terdiri dari 30
orang persyaratan telah ditentukan. Dari contoh ini ahli psikologi umpamanya
dapat memutuskan bahwa ilmu orang dari pelamar mempunyai imajinasi yang baik.
Sepuluh orang mempunyai imajinasi yang agak rendah, dan yang lainnya mempunyai
imajinasi yang bisa dikatakan tak tergolong baik atau rendah. Konsep ini dapat
kita gunakan sebagi perbandingan.
Kita dapat mengatakan bahwa
seseorang yang mempunyai imajinasi yang baik adalah lebih baik dibandingkan mereka
yang mempunyai imajinasi yang buruk. Walaupun begitu andai kata ahli psikologi
mengembangkan suatu metode perbandingan yang mampu menempatkan ketiga puluh
orang tersebut dalam suatu urutan berdasarkan kemampuannya masing-masing, kita
akan lebih mengetahui secara lebih baik banyak lagi tentang mereka dibandingkan
dengan pengetahuan yang berdasarkan klasifikasi kuat, lemah, dan sedang.
Kita tak boleh mengecilkan
kegunaan konsep klasifikasi terutama pada bidang-bidang dimana metode keilmuan
dan metode kuantitatif belum berkembang. Sekarang psikologi telah mempergunakan
metode kuantitatif secara lebih sering, namun masih terdapat daerah-daerah
dalam psikologi dimana konsep perbandingan yang bisa diterapkan.
3.
Aturan
Defenisi
Defenisi secara etimologi adalah suatu usaha
untuk memberi batasan terhadap sesuatu yang dikehendaki seseornag untuk
memindahkannya kepada orang lain. Dengan kata lain, menjelaskan materi yang
memungkinkan cendekiawan untuk membahas tentang hakikatnya.
Defenisi mempunyai peranan penting dalam
pembahasan yang berkaitan dengan penjelasan tashawwurat dan pembatasan makna
lafadz mufradah, dan disegi lain terkait dengan pembahasan tashdiqat dan lafadz
murakkab.
Sedangkan pengertian defenisi secara terminology
adala sesuatu yang menguraikan makna lafadz kulli yang menjelaskan
karakterirtik khusus pada diri individu. Penulis memberi pengertian defenisi
sebagai pengurai makna lafadz kulli karena lafadz juz’I tidak mempunyai
pengertian terminology dengan adanya perubahan karakteristik yang konsisten
yang menyertainya.
Defenissi yang baik adalah jami’ wa mani (
menyeluruh dan membatasi ). hal ini sejalan dengan kata defenisi itu sendiri,
yaitu membatasi. Salah satu contoh yang sering diungkapkan adalah manusia
adalah binatang yang berakal. Binatang adalah genus sedangkan berakal adalah
differensia, pembeda utama manusia dengan makhluk-makhluk lain . Jadi, defenisi
yang valid dalam logika perlu batasan yang jelas antara objek-objek yang
didefenisikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar