Sabtu, 03 Desember 2016

Hal-Hal Yang Di Perhatikan Dalam Berpikir Logika.

Hal-Hal Yang Di Perhatikan Dalam Berpikir Logika.

Dalam berpikir logika digunakan untuk berpikir baik, yakni berpikir benar, logis dan dialektis, juga dibutuhkan kondisi-kondisi tertentu. Untuk itu di Dalam berpikir logika ada juga hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya tiga hal yakni:
1.      Aturan Cara Berpikir yang Benar.

Kondisi adalah hal-hal yang harus ada supaya sesuatu dapat terwujud, dapat terlaksana. Untuk berpikir baik, yakni berpikir benar, logis dialektis, juga dibutuhkan kondisi-kondisi tertentu:
·           Mencintai kebenaran.
   Sikap ini sangat fundamental untuk berpikir yang baik, sebab sikap ini senantiasa menggerakkan si pemikir untuk mencari, mengusut,meningkatkan mutu penalarannya, dan menggerakkan si pemikir untuk senantiasa mewaspadai ruh-ruh yang akan menyeleweng dari yang benar. Misalnya menyederhanakan kenyataan, menyempitkan cakrawala, berpikir terkotak-kotak dan sebagainya.
   Cinta terhadap kebenaran diwujudkan dalam kerajinan serta diwujudkan dalam kejujuran, yakni diposisi atau sikap kejiwaan yang selalu siap sedia menerima kebenaran meskipun berlawanan dengan prasangka dan keinginan atau kecendrungan prbadi atau golongannya.
   Dengan hal tersebut sebaiknya kita mewaspadai kecendrungan manusia untuk selalu siap sedia menerima sesuatu sebagai benarhal yang dikehendakinya sebag benar. Sehingga kewajiban mencari kebenaran adalah tuntutan intrinsic manusia untuk merealisasikan manusia menurut tuntutan keluhuran keinsaniannya. Oleh karena itu, banyak menyebabkan kesenjangan penyempitan perspektif, hakikatnya tidak sesuai dengan keluhuran insani. Hak mencari kebenaran mencakup juga kewajiban patuh kepada kebenaran-kebenaran yang ditemukan oleh orang lain.   

·           Ketahuilah apa yang sedang anda kerjakan.
Kegiatan yang sedng dikerjakan adalah kegiatan berpikir. Suruh aktivitas intelek kita adalah suatu usaha terus menerus mengejar kebenaran yang diselingi dengan diperolehnya pengetahuan tentang kebenaran tetapi parsial sifatnya. Seandainya saja intelek kita intuitif, pada setiap langkah, kita dapat melhat kebenaran secara langsung tanpa terlebih dahulu memburunya melelui proses yang berbelit-belit dan banyak seluk-beluknya. Pada taraf hidup kita didunia ini, sifat intelek kita diskursif, dan hanya dalam beberapa hal agak sedikit intuitif. Karena untuk mencapai kebenaran, kita harus bergerak melalui berbagai macam langkah dan kegiatan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui betul semuanya itu supaya dapat melaksanakannya dengan tepat dan seksama.      

·           Ketahuilah apa yang sedang anda katakan.
   Pikiran diungkapkan kedalam kata-kata. Kecermatan pikiran terungkap kedalam kecermatan kata-kata. Karenanya kecermatan ungkapan pikiran kedalam kata merupakan sesuat yang tidak boleh ditawar lagi. Kita semua perlu menguasai ungkapan pikiran kedalam kata tersebut, baik yang eksplisit maupun yang implisit. Sehingga kita harus mengetahui dengan betul dan seksama mengenai isi (Komprehensif), lingkungan( ekstensi),arti fungsional (suposisi), dan istilah (term) yang digunakan. Karena itu istilah merupakan unsur penalaran.
   Untuk itu waspadalah terhadap term-term (ekuivokal) yaitu bentuk sama tetapi artinya berbeda, (analogis) yaitu bentuk sama, tetapi arti  sebagian sama sebagian berbeda. Untuk itu perlu selalu diperhatikan ampliasi (pembesaran suposisi), dan apelasi ( pembatasan suposisi). Senantiasa kejarlah univokalitas (kesamaan bentuk , kesamaan arti) dari term-term yyang dipakai.

·           Buatlah distingsi dan pembagian yang semestinya.
   Jika ada dua hal yang tidak mempunyai bentuk yang sama, hal itu jelas berbeda Tetapi banyak kejadian dimana dua hal atau lebih mempunyai bentuk yang sama, namun tidk identic. Disinilah perlunya dibuat suatu distingsi, yaitu suatu pembedaan.
   Dan juga perlu diadakan pembagian. Jika membuat pembagian, peganglah suatu prinsip pembagian yang sama, jangan sampai anda menjumlahkan bagian atau aspek dari suatu realitas begitu saja tanpa berpegang pada suatu prinsip pembagian yang sama. Sehingga dapat menimbulkan resiko yaitu akan timbulya pikian yang kacau-balau. Oleh karena itu kita jangan pernah mencampuradukkan sesuatu dengan menggelapkan sesuatu.    
 

2.      Klasifikasi.
Sebuah konsep klasifikasi, seperti panas dan dingin, hanyalah menempatkan objek tertentu dalam sebuah kelas. Suatu konsep perbandingan, seperti lebih panas atau lebih dingin, hal ini mengemukakan hubungan mengenai objek tersebut dalam norma yang mencakup pengertian yang lebih atau kurang, dibandingkan objek lain. jauh sebelum ilmu mengembangkan temperature yang dapat diukur. Objek ini lebih panas dibandingkan dengan objek itu.
Konsep seperti ini mempunyai kegunaan yang sangat banyak contohnya pelamar pekerja yang terdiri dari 30 orang persyaratan telah ditentukan. Dari contoh ini ahli psikologi umpamanya dapat memutuskan bahwa ilmu orang dari pelamar mempunyai imajinasi yang baik. Sepuluh orang mempunyai imajinasi yang agak rendah, dan yang lainnya mempunyai imajinasi yang bisa dikatakan tak tergolong baik atau rendah. Konsep ini dapat kita gunakan sebagi perbandingan.
Kita dapat mengatakan bahwa seseorang yang mempunyai imajinasi yang baik adalah lebih baik dibandingkan mereka yang mempunyai imajinasi yang buruk. Walaupun begitu andai kata ahli psikologi mengembangkan suatu metode perbandingan yang mampu menempatkan ketiga puluh orang tersebut dalam suatu urutan berdasarkan kemampuannya masing-masing, kita akan lebih mengetahui secara lebih baik banyak lagi tentang mereka dibandingkan dengan pengetahuan yang berdasarkan klasifikasi kuat, lemah, dan sedang.
Kita tak boleh mengecilkan kegunaan konsep klasifikasi terutama pada bidang-bidang dimana metode keilmuan dan metode kuantitatif belum berkembang. Sekarang psikologi telah mempergunakan metode kuantitatif secara lebih sering, namun masih terdapat daerah-daerah dalam psikologi dimana konsep perbandingan yang bisa diterapkan.

3.       Aturan Defenisi
   Defenisi secara etimologi adalah suatu usaha untuk memberi batasan terhadap sesuatu yang dikehendaki seseornag untuk memindahkannya kepada orang lain. Dengan kata lain, menjelaskan materi yang memungkinkan cendekiawan untuk membahas tentang hakikatnya.
   Defenisi mempunyai peranan penting dalam pembahasan yang berkaitan dengan penjelasan tashawwurat dan pembatasan makna lafadz mufradah, dan disegi lain terkait dengan pembahasan tashdiqat dan lafadz murakkab.
   Sedangkan pengertian defenisi secara terminology adala sesuatu yang menguraikan makna lafadz kulli yang menjelaskan karakterirtik khusus pada diri individu. Penulis memberi pengertian defenisi sebagai pengurai makna lafadz kulli karena lafadz juz’I tidak mempunyai pengertian terminology dengan adanya perubahan karakteristik yang konsisten yang menyertainya.
   Defenissi yang baik adalah jami’ wa mani ( menyeluruh dan membatasi ). hal ini sejalan dengan kata defenisi itu sendiri, yaitu membatasi. Salah satu contoh yang sering diungkapkan adalah manusia adalah binatang yang berakal. Binatang adalah genus sedangkan berakal adalah differensia, pembeda utama manusia dengan makhluk-makhluk lain . Jadi, defenisi yang valid dalam logika perlu batasan yang jelas antara objek-objek yang didefenisikan.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar