Selasa, 20 Desember 2016

Kesadaran dalam Situasi Batas dan Tindakan Batas

Kesadaran dalam Situasi Batas dan Tindakan Batas

Pembangkitan kesadaran terjadi ketika manusia menghadapi adanya li mit-situation (situasi batas), kemudian melakukan uji feasiability terhadap tindakan-tindakan pembatas tersebut (limits-acts) horton and Freire, 1990:141-142; Freire, 1970: 85, 102-104, 124.
Limit situation adalah situasi pembatas yang menyebabkan manusia berada dalam keadaan terdominasi olehnya. Ia tidak menyadari bahwa kesadarannya sedang tenggelam yang seperti diungkapkan pada bentuk menerima apa adanya, fatalistis, dan mengakibatkan penjinakan (domestication). Al ini terjadi karena manusia tidak bisa mempersepsi tema-tema zaman yang menjadi situasi pembatas yang mengililingi dirinya. Situasi pembatas tersebut bisa jadi telah mendominasi dirinya seingga kesadaran tenggelam. Inilah yang dimaksud kesadaran naif. Pada titik kesadaran naif ini, hakekat manusia tidak jauh berbeda dengan hewan. Kesadaran naif memperlakukan kesadaran sebagai wadah pasif untuk menerima deposito (Freire, 1974:144). Kesadaran kritis tidak menerima apa adanya, tetapi menggugat apa yang ada, mencari reason of being. Kesadaran kritis adalah sebuah totalitas-penalaran, perasaan, keinginan, kesadaran akan diri sendiri dan dunia, menangkap dunia yang menjadi intensinya. Dengan bekal kesadaran kita tersebut,  manusia melakukan uji kelayakan terhadap situasi pembatas dengan cara membuat keputusan-keputusan untuk melakukakn tindakan merubah agar tidak mendominasi dirinya dan menjadi manusia yang bebas untuk melakukan transformasi tindakan merubah kehidupannya, sejarahnya.
Tindakan transformasi untuk mengubah dunia atau membuat sejarah agar lebih humanis merupakan cerminan manusia yang termotivasi. Motivasi bukan terdapat dalam diri seseorang yang tersembunyi, tetapi tindakan ersebut adalah motivasi (Shor and Freire, 1987:9). Motivasi sering dipahami secara antidialektis, yaitu bahwa motivasi terletak di luar, sebelum kegiatan dilakukan. Pertama kali, anda harus memiliki motivasi, kemudian baru anda berbuat. Motivasi adalah sebuah momen dari tindakan itu sendiri. Anda ermotivasi ketika anda melakukan tindakan, bukan sebelumnya (Shor and Freire, 1987:4-5; Horton and Freire, 1990:85).

Berdasarkan tiga poin yang dijelaskan di atas dpat ditarik sebuah kesimpulan bawa titil-tolak, proses dan titik-tuju pendidikan sebagai humanisasi menurut Freire adalah kesadaran. Keadaran yang dijelaskannya sebagai bersifat intensional, selalu tertuju kepada sesuatu, ssalah satunya tertuju pada dunia dan dirinya sendiri. Barangkali inilah yang dimaksud dengan kesadaran kritis oleh Freire, yaitu ketika ketertujuan kesadaran terjadi secara utuh pada dunia dan dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar