Kesadaran dalam Situasi Batas dan Tindakan
Batas
Pembangkitan
kesadaran terjadi ketika manusia menghadapi adanya li mit-situation (situasi
batas), kemudian melakukan uji feasiability terhadap tindakan-tindakan pembatas
tersebut (limits-acts) horton and Freire, 1990:141-142; Freire, 1970: 85,
102-104, 124.
Limit
situation adalah situasi pembatas yang menyebabkan manusia berada dalam keadaan
terdominasi olehnya. Ia tidak menyadari bahwa kesadarannya sedang tenggelam
yang seperti diungkapkan pada bentuk menerima apa adanya, fatalistis, dan
mengakibatkan penjinakan (domestication). Al ini terjadi karena manusia tidak
bisa mempersepsi tema-tema zaman yang menjadi situasi pembatas yang
mengililingi dirinya. Situasi pembatas tersebut bisa jadi telah mendominasi
dirinya seingga kesadaran tenggelam. Inilah yang dimaksud kesadaran naif. Pada
titik kesadaran naif ini, hakekat manusia tidak jauh berbeda dengan hewan.
Kesadaran naif memperlakukan kesadaran sebagai wadah pasif untuk menerima
deposito (Freire, 1974:144). Kesadaran kritis tidak menerima apa adanya, tetapi
menggugat apa yang ada, mencari reason of being. Kesadaran kritis adalah sebuah
totalitas-penalaran, perasaan, keinginan, kesadaran akan diri sendiri dan
dunia, menangkap dunia yang menjadi intensinya. Dengan bekal kesadaran kita
tersebut, manusia melakukan uji
kelayakan terhadap situasi pembatas dengan cara membuat keputusan-keputusan
untuk melakukakn tindakan merubah agar tidak mendominasi dirinya dan menjadi
manusia yang bebas untuk melakukan transformasi tindakan merubah kehidupannya,
sejarahnya.
Tindakan
transformasi untuk mengubah dunia atau membuat sejarah agar lebih humanis
merupakan cerminan manusia yang termotivasi. Motivasi bukan terdapat dalam diri
seseorang yang tersembunyi, tetapi tindakan ersebut adalah motivasi (Shor and
Freire, 1987:9). Motivasi sering dipahami secara antidialektis, yaitu bahwa
motivasi terletak di luar, sebelum kegiatan dilakukan. Pertama kali, anda harus
memiliki motivasi, kemudian baru anda berbuat. Motivasi adalah sebuah momen
dari tindakan itu sendiri. Anda ermotivasi ketika anda melakukan tindakan,
bukan sebelumnya (Shor and Freire, 1987:4-5; Horton and Freire, 1990:85).
Berdasarkan
tiga poin yang dijelaskan di atas dpat ditarik sebuah kesimpulan bawa
titil-tolak, proses dan titik-tuju pendidikan sebagai humanisasi menurut Freire
adalah kesadaran. Keadaran yang dijelaskannya sebagai bersifat intensional,
selalu tertuju kepada sesuatu, ssalah satunya tertuju pada dunia dan dirinya
sendiri. Barangkali inilah yang dimaksud dengan kesadaran kritis oleh Freire,
yaitu ketika ketertujuan kesadaran terjadi secara utuh pada dunia dan dirinya
sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar