Kamis, 08 Desember 2016

Langkah-Langkah Menjadi Muslim Yang Intelek

Langkah-Langkah Menjadi Muslim Yang Intelek

Membangun Strategi

            Strategi merupakan suatu cara yang disusun untuk memuluskan pihak terkait dari batu hambatan pertarungan.  Menyusun strategi tidak hanya berlaku untuk perang ataupun sepak bola, tetapi berlaku dimana saja dalam sebuah pertarungan, tidak terlepas dalam prosesi belajar. Dalam upaya menjadi seorang muslim yang intelek ada beberapa langkah yang harus diperhatikan, langkah utama yang harus ditempuh tidak hanya sebatas melalui disiplin-disiplin akademik dalam arti perkuliahan (co-curiculer). Dalam persoaalan ini, semua pihak terkait haruslah berpikir strategis dan dinamis untuk memadukan kedua unsure penting tersebut dalam membentuk character building yang intelek. Ini berarti bahwa pembinaan seseorang untuk melangkah menjadi intelektual disamping dilakukan dengan kulyah-kulyah resmi harus pula dilakukan diluar jam-jam kulyah, seperti bergabung dengan grup-grup diskusi dan komunitas intelek lainnya.
1.      Membangun Pola Pikir Yang Islami
            Salah satu tolak ukur seorang intlektual adalah terletak pada akalnya, akal sangat berperan dalam membentuk pribadi seseorang yang intelek. Akal adalah gerbang dan dasar pembentuk karakter seseorang pribadi yang islami, Pola pikir islami juga harus dibangun dalam diri seorang muslim. Semua alur berpikir seorang muslim harus mengarah dan bersumber pada satu sumber yaitu kebenaran dari Allah swt.
            Dalam Islam, akal diartikan sebagai daya berfikir yang terdapat dalam jiwa manusia; daya, yang sebagai digambarkan dalam Al-Qur’an adalah memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya. Akal dalam pengertian inilah yang dikonstruksi dalam Islam dengan wahyu yang membawa pengetahuan dari luar diri manusia, yaitu dari Tuhan.[1][5] 
            Islam sangat menghargai kerja pikir ummatnya. Di dalam al-Qur’an sering kita jumpai ayat ayat yang menganjurkan untuk berpikir, Seperti:
            1. “Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya”. (Q.S.Yunus:100),
            2. “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (Q.S. An-Nahl: 11)
“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)”. (Q.S. An-Nahl: 12)
      Dari uraian ayat-ayat diatas, kita bisa melihat bahwa Islam sangat menghormati fungsi akal. Penghormatan Islam terhadap fungsi akal karna didasari atas beberapa hal: Pertama, akal merupakan salah satu faktor yang menjadikan manusia dipandang sebagai makhluk ciptaan Allah




1 komentar: