Langkah-Langkah Menjadi Muslim Yang
Intelek
Membangun
Strategi
Strategi merupakan suatu cara yang disusun untuk memuluskan pihak terkait
dari batu hambatan pertarungan. Menyusun
strategi tidak hanya berlaku untuk perang ataupun sepak bola, tetapi berlaku
dimana saja dalam sebuah pertarungan, tidak terlepas dalam prosesi belajar.
Dalam upaya menjadi seorang muslim yang intelek ada beberapa langkah yang harus
diperhatikan, langkah utama yang harus ditempuh tidak hanya sebatas melalui
disiplin-disiplin akademik dalam arti perkuliahan (co-curiculer). Dalam
persoaalan ini, semua pihak terkait haruslah berpikir strategis dan dinamis
untuk memadukan kedua unsure penting tersebut dalam membentuk character
building yang intelek. Ini berarti bahwa pembinaan seseorang untuk melangkah
menjadi intelektual disamping dilakukan dengan kulyah-kulyah resmi harus pula
dilakukan diluar jam-jam kulyah, seperti bergabung dengan grup-grup diskusi dan
komunitas intelek lainnya.
1.
Membangun Pola Pikir Yang Islami
Salah satu tolak ukur seorang
intlektual adalah terletak pada akalnya, akal sangat berperan dalam membentuk
pribadi seseorang yang intelek. Akal adalah gerbang dan dasar pembentuk
karakter seseorang pribadi yang islami, Pola pikir islami juga harus dibangun dalam
diri seorang muslim. Semua alur berpikir seorang muslim harus mengarah dan
bersumber pada satu sumber yaitu kebenaran dari Allah swt.
Dalam Islam, akal diartikan sebagai
daya berfikir yang terdapat dalam jiwa manusia; daya, yang sebagai digambarkan
dalam Al-Qur’an adalah memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam
sekitarnya. Akal dalam pengertian inilah yang dikonstruksi dalam Islam dengan
wahyu yang membawa pengetahuan dari luar diri manusia, yaitu dari Tuhan.[1][5]
Islam sangat menghargai kerja pikir
ummatnya. Di dalam al-Qur’an sering kita jumpai ayat ayat yang menganjurkan
untuk berpikir, Seperti:
1. “Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan
Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan
akalnya”. (Q.S.Yunus:100),
2. “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun,
kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (Q.S.
An-Nahl: 11)
“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan
bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan
perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)”. (Q.S. An-Nahl: 12)
Dari uraian
ayat-ayat diatas, kita bisa melihat bahwa Islam sangat menghormati fungsi akal.
Penghormatan Islam terhadap fungsi akal karna didasari atas beberapa hal: Pertama, akal merupakan salah satu
faktor yang menjadikan manusia dipandang sebagai makhluk ciptaan Allah
terimaksaih,
BalasHapussalam kenal.
JC